Senin, 01 Maret 2021

'Amal Isim Fa'il dan Shighot Mubalagoh Dalam Ilmu Nahwu

 

DAFTAR ISI

 

 


KATA PENGANTAR

 

 

BAB I PENDAHULUAN

 

 

A.    Latar Belakang……………………………………………………..3

 

 

B.     Rumusan …………………………………………………………..3

 

 

C.     Tujuan……………………………………………………………...3

 

 

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Devinsi Isim Fail ………………………………………4

B.     Pengamalan Isim Fail……………………………………................4

C.     Devinisi Shighot Mubalagoh………………………………………7

D.    Pengamalan shighot mubalaghoh ....................................................8

E.     Bentuk dan Wazan Shighot Mubalagoh……………………………9

F.      Perbedaan anatara Isim Fail dan Shighot Mubalaghoh …………..10

 

BAB III PENUTUP

 

 

A.    Kesimpulan………………………………………………………..11

 

 

B.     Saran………………………………………………………………11

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Isim fail dan shighot Mubalagoh mempunyai posisi yang sangat penting dalam disiplin ilmu nahwu. Kenyataan ini didasarkan kepada ilmu ini merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu nahwu lainnya. Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an. Semua umat muslim menyadari bahwa Al-Qur’an merupakan seruan Allah yang sempurna sebagai pedoman hidup. Bahasa arab adalah bahasa nabi Muhammad, teladan bagi seluruh umat muslim.Bahasa arab merupakan pintu dari segala ilmu keislaman. Seseorang tidak akan bisa menyelami samudra ilmu keislaman tanpa melewati pintunya. Bahasa arab juga merupakan bahasa ketika kita bersujud kepadaNya.

Di dalam pembahasan ilmu nahwu, ada yang namanya pengamalan isim fail dan shighot mubalaghoh yang akan kami bahas dalam makalah ini. Dengan makalah ini kita bisa membedakan antara shighot mubalaghoh dan isim fail yang hampir ada kesamaan.

B.    Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Devinisi Ism Fail?

2.      Bagaimana Pengalaman Isim Fail?

3.      Bagaimana Devinisi Shighot Mubalagoh?

4.      Bagaimana Keterangan Bait Nadzam?

5.      Bagaimana Bentuk dan Wazan Shighot Mubalaghoh?

6.      Bagaimana Perbedaan Antara Isim Fail dan Shighot Mubalagoh?

C.    Tujuan Masalah

1.      Mengetahui Devinisi Isim Fail

2.      Mengetahui Pengamalan Isim Fail

3.      Mengetahui Devinisi Shighot Mubalagoh

4.      Mengetahui Keterangan Bait Nadzam

5.      Mengetahui Bentuk dan Wazan Sighot Mubalagoh

6.      Mengetahui Perbedaan antara Isim Fail dan Shighot Mubalagoh

 


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Devinisi Isim Fa'il

 

كَفَاعِلٍ صُغِ اسْمَ فَاعِلٍ اِذَا مِنْ ذِي ثَلاَ ثَةٍ يَكُوْنُ كَغَدًا

Cetaklah isim fail dengan wazanفَا عِلٌ   jika fiil yang memiliki tiga huruf asal (tsulasi), seperti lafadz غَدًا   di ucapkan  غَادٍ

 اِنَّهُ اسْمُ اشتَق مِنَ الْمَصْدَرِ لِمَنْ قَامَ بِهِ الْحَدَثُ عَلَى وَجْهِ  الْحَدُوْثِ

Yaitu lafadz yang dicetak dari masdar untuk menunjukan pada orang yang melakukan pekerjaan dengan cara baru datang (tidak selalu melekat).

Contoh: قَائِمٌ  “orang yang berdiri”,

lafadz ini menunjukan arti sifat berdiri yang melekat pada seseorang tetapi tidak selalu menetap karena seseorang itu terkadang berdiri terkadang tidak.

 

B.         اعمال اسم الفاعلpengamalan Isim Fa'il

 

وَوَلِيَ اسْتِفْهَمًا اَوْ حَرْفَ نِدَا اَوْنَفْيًا اَوْ جَاصِفَةً اَوْ مُسْنَدًا

Isim fail itu bisa beramal seperti fiilnya jika tidak menunjukan zaman madhi (seperti ijka menunjukan zaman hal dan istiqbal).

Yang terletak setelah istifham, huruf nida atau nafi menjadikan sifat atau musnad.

1.      Isim fail yang beramal seperti fiil

Isim fa’il ada kalanya bersamaan dengan al dan tidak bersamaan dengan al, apabila tidak bersamaan dengan al maka bisa beramal seperti fi’ilnya dengan syarat :

·         Tidak menunjukkan zaman madhi

Artinya isim fail bisa beramal seperti fiilnya apabila menunjukan zaman hal atau zaman istiqbal. Hal ini karena isim fail itu memiliki keserasian dengan fiil mudhori’ yaitu dalam segi harokat dan matinya huruf, sedangkan zaman fiil mudhori’ adalah zaman hal dan istiqbal.

Contoh:  هَذَا ضَارِبٌ زَيْدًا الْاَنَ اَوْ غَدًا“orang ini adalah orang yang memukul zaid” ,

lafadz  ضَارِبٌ menashobkan lafadz  زَيْدًا

 

·         Isim fail bisa beramal seperti fiil, disyaratkan sebelumnya terdapat sesuatu yang mendekatkan pada fiil, yaitu:

 

a)      Istifham

Contoh:   اَضَارِبٌ زَيْدٌ عَمْرً

“apakah zaid memukul umar?”

 

b)      Huruf nida

Contoh: يَا طَالِعًا جَبَلًا اِجْتَهِدْ

 “Hai orang-orang yang mendaki gunung berhati-hatilah”

 

c)      Serupa nafi

Contoh: مَاضَارِبٌ زَيْدٌ عَمْرًا  

“zaid bukan lah orang yang memukul umar”

 

d)     Isim sebagai sifat

Contoh: جَدَّ رَجُلٌ طَالِبٌ عِلْمًا

“zaid telah datang dengan mengendarai kuda”

 

e)      Isim fail sebagai musnad

Yang dimaksud musnad disini yaitu sebagai khobar dari mubtada’ atau lafadz yang asalnya mubtada’.

Contoh:  زَيْدٌ طَالِبٌ عِلْمًا  

“ zaid adalah yang mencari ilmu”

 

2.      Amal isim fail yang menjadi naat dari man’ut yang dibuang.

Isim fail yang menjadi naat dari man’ut yang dibuang itu tetap bisa beramal seperti fiilnya, sebagaimana ketika bersamaan man’utnya yang disebutkan, seperti:

·         وَمَنَ الدَّوَابِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفُ الْوَانُهُ

 

“sebagian dari hewan-hewan itu (golongan) yang berbeda-beda warnanya”.

Takdirnya:  صِنْفُ مُخْتَلِفُ الْوَانُهُ

 

·         Seperti syair:كَنَا طِحٍ صَخْرَةً يَوْمًا لِيُوْهِنَهَا          فَلَمْ يَضِرْهَا وَاَوْهَى قَرْنَهُ الْوَعِلْ

 “ Orang yang memaksa melakukan sesuatu yang dirinya tidak mampu itu seperti kambing gunung yang menanduk batu besar untuk menghancurkannya, akan tetapi ternyata tanduknya tidak menggoyahkannya bahkan tanduknyalah yang kalah. “

( A’Sya Maimun bin Qoisn )

Takdirnya: كَوَعِلٍ نَاطِحٍ صَخْرَةً

 

وَكَمْ مَالِى عَيْنَهُ مِنْ شَيٍ غَيْرِهُ                      اِذَا رَحَ نَحْوَ الْحِمْرَةِ الْبَيْضِ كاَالدُمَى   

 “ Banyak orang yang melototkan matanya kepada sesuatu yang tiada manfaatnya yaitu ketika wanita-wanita cantik bagaikan boneka berangkat menuju ke tempat jumrah di Mina. “

( Amr bin Abu Robiah al Mahrumi )

Takdirnya:  كَمْ شَخْصٍ مَالِى

 

3.      Amalnya isim fail itu menjadi shilahnya Al

Apabila isim fail itu menjadi solahnya Al maka bisa beramal secara mutlak baik menunjukan zaman madly atau lainnya.

Contoh:

 حَسُنَ الطَالِبُ عِلْمًا اَمْسِ اَوْ اْلَانَ اَوْ غَدًا

“ orang yang mencari ilmu itu dianggap baik, zaman kemarin sekarang atau besok.”

Hal ini dikarenakan isim fail dengan menjadi silah menempati pada tempatnya fiil.

 

4.      Isim fail tasniyah dan jama’

Isim fail yang tasniyah dan jamak juga bisa beramal seperti fiilnya dengan syarat dan ketentuan seperti dalam mufrodnya.

Contoh:

 

Yang tasniyah

 هَذَانِ الضَرِبَانِ زَيْدًا

“orang ini adalah orang yang memukul”

Yang jama’

 وَالذَّكِرِيْنَ الله كَثِيْرًا

“dan orang-orang yang banyak berdzikir pada Allah”

 

C.    Definisi Shighot Mubalghoh    

 

Mubalaghoh isim fail adalah lafadz-lafadz yang menunjukkan arti lebih atas apa yang telah ditunjukkan oleh isim fail dan dinamakan shigot mubalaghoh, misal : اكول, علاّمة ( maksudnya orang alim yang banyak ilmunya dan orang yang banyak makanannya atau rakus )

Sighat muballaghoh isim fail dari fiil tsulasi yang diikutkan wazan : فعل فعيل فعول مفعال فعال  untuk menunjukkan makna kastroh (arti banyak atau seringnya pekerjaan dilakukan).

Sighat itu juga bisa beramal seperti fiilnya,hanya saja wazan فعيل dan فعل yang beramal seperti fiil itu hukumnya qolil ( sedikit terlalu )..

Dinamakan shighot mubalaghoh karena pada hakikatnya, kalimah-kalimah itu berbentuk isim fail yang dialihkan kepada shighot mubalaghoh dengan maksud penekanan makna “lebih” atau “banyak”. Contohnya isim fail kalimat  عالم , berarti orang yang berilmu, kemudian ia jadikan shighot mubalaghoh menjadi  علامة  , yakni orang yang banyak ilmunya.

 

 

D.    AMAL SIGHOT MUBALLAGHOH

 

فعال اومفعال او فعول في كثرة عن فاعل بديل

وما سوى المغرد مثله جعل في الحكم والشروط حيثما عمل

v  Sighat muballaghoh isim fail dari fiil tsulasi yang diikutkan wazan : فعل فعيل فعول مفعال فعال  untuk menunjukkan makna kastroh (arti banyak atau seringnya pekerjaan dilakukan)

v  Sighat itu juga bisa beramal seperti fiilnya,hanya saja wazan فعيل dan فعل yang beramal seperti fiil itu hukumnya qolil ( sedikit terlalu ).

 

 

Sighot muballaghoh (lafadz-lafadz yang di gunakan menunjukkan arti banyak atau seringnya pekerjaan dilakukan) itu juga bisa beramal seperti fiilnya dengan syarat dan ketentuan dalam isim fail ,dan di bagi menjadi dua yaitu :

Bisa beramal seperti fiil dan hukumnya banyak terlaku yaitu lafadz yang mengikuti wazan dibawah ini.

a)      فَعال

اَماالعَسَلُ فَانَا شَرابً  Adapun madu maka akulah orang yang gemar meminumnya

 Dan seperti syair  :

اخَاالحَرْب لَباسًا الَيْهَا جلَالَهَا   وَلَيْسَ بوَلَاح الخَوَالف اَعْقَلَ

Aku adalah orang yang selalu terjun ke medan perang,yang sering memakai baju perang dan bukanlah laku orang yang letih yang sering memasuki rumah-rumah dengan keadaan kaki bergetar karena kekuatan .

b)      مفْعَلْ

Seperti ucapan sebgian orang Arab :

انهُ لَمنْحَارٌ بَوَائكَهَا

 Dia adalah orang yang banyak menyembelih untanya yang gemuk (ia seorang dermawan )

Lafadz منْحَارٌ   menashobkan lafadz كَها بوائَ

c)      فَعُوْلُ

ضَرُبٌ بنَصْل السَيف سَوْفَ سمَانهَا   ia adalah orang yang banyak memukul dengan tajamnya pedang pada betisnya unta yang gemuk(ia seorang yang kejam)

Lafadz ضَرُوْبٌ menasobkan lafadzh سَوْفَ

Dan seperti syair :

                 عَشية سعدى لَوْتَرَاءتْ لرَاهب     بدَوْمَةَ تَحْر دُوْنَهُ حَحيْجُ

قَلَى ديْنهُ وَاهتَاجَ للشَوْق انهَا      عَلَى اخْوَانَ العَزَاءَ هَيُوْجُ

Seandainya Su’da tampak disitu sore hari,berada di hadapan pendeta Daumatul jandal,sedangkan disisinya banyak pedagang dari orang-orang yang berhaji,niscaya ia akan meninggalkan agamanya dan bergejolaklah perasaan rindu dalam hatinya,karena sesungguhnya Su’da itu memang wanita yang banhyak menggoyahkan hati orang-orang .

Lafadz هَيُوْجُ menashobkan lafadz اخْوَانَ

Bisa beramal seperti fiil dan hukumnya qolil (sedikit terlaku),yaitu lafad yang mengikuti wazan :

a.       فَعيلٌ

Seperti ucapan syair :

ان اللهَ سَميعٌ دُعَاءَ مَنْ دَعَاهُ          Sesungguhnya Allah adalah dzat yang maham mendengar pada doa orang yang berdoa kepadanya.

Lafadz سَميعُ menashobkan دُعَاءَ

b.      فَعيلُ

Seperti syair :

حَذَرٌ اُمُرا لَاتَضيرُ وَاَمنُن    مَالَيْسَ مُنْجيَهُ منَالاَقْدَار

Ia adalah orang yang sangat takut pada sesuatu yang tidak membayangkan,akan tetapi ia merasa aman dari sesuatu yang tidak bisa mengelakan dari taqdir Allah.

Dan seperti syair :

اتَا انهُمْ مَزقُوْنَ عِرْضِى   جِحَاشُ اْلكِرْمَلَيْنِن لَهَافَدِيْدُ

Telah sampai berita padaku,bahwa mereka merobek-robek kehormatanku,mereka bagiku bagaikan anak-anak keledai yang datang ke sumber air kirmalain;seraya bersuara.

 

E.     Bentuk dan Wazan Shighot Mubalaghoh

Shighot mubalaghoh tercetak dari isim fail dengan lima shighot, yaitu:

, فَعَّالُ     فَعِيْلُ , فَعُوْلُ , فَعِلُ , مِفْعَلُ

Shighot mubalaghoh kebanyakan datang dari fi’il tsulasi, namun ada juga yang datang dari selain tsulasi.

1.        فَعِلُ  dengan di fathah dan dikasrohkan ainnya

Contoh:  ملك الناس

“orang yang merajai manusia”

2.        مِفْعَلُ  dengan disukunkan fa’nya dan difathah ainnya

Contoh: ان جهنم كانت مرْصَاد

“sesungguh nya neraka jahannam itu adalah pengintai”

3.        فَعَّالُ  dengan di fathah kan fa’nya dan ditasydid ainnya

Contoh:  ولا تطع كل حلاف مهين هَمَّازٍ مَشَّاءٍ

4.         فَعُوْلُ  dengan difathah fa’nya dan di dhommah ainnya

Contoh: ان الله غَفُوْرُ الرحيم

“sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha penyayang”

 

5.        فَعِيْلُ  dengan di fathahkan fa’nya dan dikasrohkan ainnya dengan tambahan ya’

Contoh: فيها يفرق كل امر حَكِيْم

“pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”

 

F.     Perbedaan antara Isim Fa'il dengan Sighot Mubalagoh adalah:

1.      Isim fail

Menunjukan makna yang bisa diperbaharui

Contoh: زيد الصادق قوله

“zaid orang yang benar ucapannya” 

2.      Shighot mubalaghoh

Menunjukan kata banyak atau lebih atas apa yang telah ditunjukan oleh isim fail

Contoh:  زيد الصديق قوله

                  “zaid yang sangat benar ucapannya”


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

      Isim fail Yaitu lafadz yang dicetak dari masdar untuk menunjukan pada orang yang melakukan pekerjaan dengan cara baru datang (tidak selalu melekat).

Contoh: قَائِمٌ  “orang yang berdiri”,

lafadz ini menunjukan arti sifat berdiri yang melekat pada seseorang tetapi tidak selalu menetap karena seseorang itu terkadang berdiri terkadang tidak

Sedangkan shighot mubalaghoh yaitu lafadz-lafadz yang menunjukan arti lebih atas apa yang telah ditunjukan oleh isim fail dan dinamakan shighot mubalaghoh. Dinamakan shighot mubalaghoh karena pada hakikatnya, kalimah-kalimah itu berbentuk isim fail yang dialihkan kepada shighot mubalaghoh dengan maksud penekanan makna “lebih” atau “banyak”. Contohnya isim fail kalimat  عالم , berarti orang yang berilmu, kemudian ia jadikan shighot mubalaghoh menjadi  علامة  , yakni orang yang banyak ilmunya. Sighat muballaghoh isim fail dari fiil tsulasi yang diikutkan wazan : فعل فعيل فعول مفعال فعال

 

B.     Saran

Semoga Materi pada makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan menambah referensi bagi kami dan para pembaca amin..

Syukron, salah dan kurangnya mohon dimaafkan, dan atas kerendahan hati para pemabaca yang budiman agar kirannya dapat memberi kritik dan solusi.


                                                         DAFTAR PUSTAKA

Al – Galayini, Mustofa. 1944 . Jami’ al- Durus al- Arabiyyah . Bairut : al- Maktabah al – ‘Ashriyyah. Cet.III. 1984.

Malik Ibnu, Kitab Al Fiyyah   (الفية ابن مالك ), Sepanyol, Abad ke 13

Maskuri Syaifudin,  Alfiyah Ibnu Malik (kajian, analisis & Tanya- jawab), Santri salaf press

Guru yang Baik dan Professional dalam Mengajar

Guru yang Baik dan Profesional               Guru adalah orang tua kedua bagi para siswa ketika berada di sekolah. Yang tugasnya tidak h...