Senin, 12 Oktober 2020

Makalah Nahwu " Tanaazu' "

 

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Quran dalam bahasa Arab (bahasa yang sebaik-baik, bahasa yang seindah-indah dari bahasa lainnya) dan telah memberikan kemudahan dalam mempelajarinya. Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah Rasul Allah yang diutus dengan membawa ajaran dan pedoman hidup yang baik untuk manusia di dunia dan akhirat.

Sebagai umat islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al-Quran dan Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran islam yang harus kita pegang teguh. Tentunya kita tidak mungkin memahami kedua sumber tersebut kecuali setelah mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab, khususnya ilmu Nahwu dan Sharaf, karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari Al-Quran dan Sunnah.

Dalam makalah ini, penulis mencoba memberikan penjelasan tentang salah satu objek kajian ilmu Nahwu yaitu tentang Tanaazu'. Semoga dengan dibuatnya makalah ini menjadi bekal yang bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis, untuk memperoleh berbagai kemudahan dalam mempelajari Al-Quran dan Sunnah. Amin.

Walaupun demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan serta keterbatasan dalam pembahasan makalah ini. Untuk itu saran, kritik serta koreksi sangat penulis harapkan untuk memperoleh sebuah kesempurnaan di masa depan kelak. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata.

 


 

Penyusun



DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar....................................................................................................1

B.     Rumusan Masalah..............................................................................1

C.     Tujuan ................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian tanaazu’........................................................................... 3

B.     Pembagian syarat-syarat tanaazu’......................................................3

C.     Pengertian ma’mul dan  amil.............................................................4

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan........................................................................................5

B.     Saran ...... ..........................................................................................5

Daftar Pustaka................................................................................................6



BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar belakang masalah

Sebagai umat islam kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari a-Qur’an dan sunnah sebagai dua sumber utama ajaran islam yang harus kita pegang teguh.

Untuk dapat mengusai al-Qur’an dan sunnah serta bahasa arab, baik dalam menuis, membaca dan melafalkan maka harus mengusai kaidah-kaidah yang ada di dalamnya. bahasa mnerupakan sususnan kata yang tersusun sedimikian rupa sehingga dapat di pahami oleh pembaca maupun pendengarnya. Untuk itu perllu adanya ilmu nahwu. Ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari yang mempelajari kaidah-kaidah dalam bahasa arab.

Sebagai manusia biasa, seorang Muslim memiliki At Tanaazu’ yaitu keterkaitan hasrat, merindukan atau condong kepada sesuatu. Oleh karena itu antara diri dan nafsunya, timbullah keinginan untuk merealisasikan kecenderungan-kecenderungan tersebut.

Ustadz Muhammad bin Hasan bin ‘Aqil Musa  dala buku  “At Tanaazu’ wa tawaazun fii Hayatil Muslim” menyebutkan ada beberapa kecenderungan pada diri seorang Muslim yang tetap harus dijaga sisi-sisi tawaazundari kecenderungan-kecenderungan itu. Hal tersebut antara lain : Kecenderungan menuntut ilmu, Kecenderungan memeperbanyak kuantitas dan presentase ibadah, Kecenderungan berda’wah dan berjihad dijalan allah, Kecenderungan mencari dan meraih harta banyak. Tak pelak lagi semua Kecenderungan inilah yang akhirmya bisa mewujudkan kemenangan da’wah bila dipadukan dan diaplikasikan secara baik, adil, bijaksana dan seimbang.

B. Rumusan masalah

1.      Apa pengertian tanaazu’ ?

2.      Apakah syarat-syarat tanaazu’ ?

3.      Apakah pengertian dari ma’mul dan  amil?

C. Tujuan

1.      Untuk menambah wawasan informasi tentang pengertian tanazu’

2.      Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat tanaazu’

3.      Untuk mengetahui pengertian dari ma’mul, amil dan ma’mul

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tanaazu’

            Tanaazu’ menurut bahasa adalah pertentangan, menurut istilah Ilmu Nahwu adalah dua Amil yang menghadapi satu ma’mul.

Contoh : سمعت ورا يت القرء

Sami’tu wa roaitu al qori’  ( aku mendengar dan melihat si qori’ itu).

ü  Masing-masing dari lafadz سمعت dan   را يت bertentangan menuntut lafadz القرء sebagai Maf’ul bihnya. Jadi, tidak ada perbedaan antara kedua amil baik berupa dua Fi’il seperti contoh diatas, atau dua isim atau campuran.

ü  Contoh : kedua Amil berupa dua isim

                                                            انا سا مع ومشا هدالقرء

Ana Saami’un Wa Musyahidun Al-Qoori’a ( aku mendengar dan menonton si qori’ itu)

ü Contoh:  kedua amil campuran berupa Isim,  Fi’il dan Fi’il, Firman Allah: 

                                                            ها ؤم ا قرء وكتا بيه      

     Haa’umuq Ro’uu Kitaabiyah ( Ambillah, bacalah kitabku ini). (al-haqqah:19)

     Amil pertama berupa Isim Fi’il Amar yaitu Haa’umu sinonim dengan lafadz khudz (ambillah) huruf Mim tanda Jama’. Amil kedua berupa Fi’il amar yaitu lafadz Iqro’uu. Terkadang Tanaazu’ terjadi antara lebih dari dua amil. Dan terkadang Mutanaza’ Fih (ma’mul tanaazu’) lebih dari satu.

     Tidak dinamakan Tanaazu’ apabila kedua Amil diakhirkan. Contoh:

(zaid berdiri kemudian duduk)    زيد قا م وقد

     Masing-masing Fi’il mempunyai dhamir ma’mulnya yang merujuk pada isim yang berada didepannya yaitu lafadz ZAIDUN.

B.     Syarat-Syarat Tanaazu’

·         Harus dikedepankan ma’mulnya.

·  Diantara dua amil harus ada ithibath(hubungan) baik secara Athofatau semacamnya.

 

C.    Pengertian Ma’mul dan Amil

            Dalam kaitanyya dengan ‘amil, terdapat dua istilah yang merupakan rangakaian yang tidak dipisahkan satu sama lain yaitu ma’mul dan amal. Amil adalah lafadz yang bisa rafa’ atau nashab atau jer pada lafal yang menyandinginya. Yang bisa menjadi ‘Amil adalah kalimat Fi’il dan lafal yang menyerupainhya: isim  fa’il, isim maf’ul, masdar, Isim Tafdhil dan isim fi’il.Amil ada 2 macam amil lafdzi dan amil maknawi.

            Amil lafdzi adalah lafal yang bisa memberi pengaruh kepada lafal lainnya yang bisa dilafalkan, seperti pada contoh yang disebutkan diatas. Sedangkan Amil ma’nawi adalah kosongnya kalimat Isim atau Fi’il mudhore’ dari lafal yang bisa mempengaruhi yang dilafalkan.

            Yang dinamakan ma’mul ialah lafal yang huruf terakhirnya mengalami perubahan dengan rafa’ atau nashab, atauu jar atau jazmnya yang mendapat pengaruh dari ‘amil. Yang bisa menjadi ma’mul adalah kalimat isim dan fi’il mudhore’.

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

      Tanaazu’ berarti pertentangan dalam perbuatan. Tanaazu’ menurutilmu nahwu juga dapat diartikan sebagai dua amil menghadapi satu ma’mul , kedua amil berupa dua isim , dan ada juga yang tidak dinamakan tanaazu’ apabila kedua amil diakhirkan.

      Kalimat yang mempengaruhi kalimat lain disebut dengan amil. Dan kalimat yang dipengaruhi oleh kalimat lain disebut dengan ma’mul.

B.     Saran

      Penulis tentunya masih menyadari bahwa jika makalah diatas masih banyak terdapat kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman banyak pada sumber serta kritik yang membangun dari pembaca.

 

DAFTAR PUSTAKA

Jami’ al-Durus al- ‘arabiyyah,jus III, hlm.272 dan 274

http://heniyulianti24.blogspot.com/2015/12/makalah-tanaazu’-fi-amal.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guru yang Baik dan Professional dalam Mengajar

Guru yang Baik dan Profesional               Guru adalah orang tua kedua bagi para siswa ketika berada di sekolah. Yang tugasnya tidak h...