Jumat, 23 Oktober 2020

Materi Shorof - Isnad Fi’il Mudhari’ & Fi’il Amar

 

KATA PENGANTAR 

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sharaf 1 dari Bp. Moh. Munawar Said, M.Pd.I. selaku dosen pengampu. Pembuatan makalah bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sharaf 1 dengan judul makalah Isnad Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Amar.

Adapun sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari buku-buku maupun jurnal yang membahas materi tersebut. Kami sebagai penyusun makalah ini berterimakasih kepada penyedia sumber walaupun tidak dapat bertemu langsung. Dan kepada orang tua kami yang selalu mendukung dan mendoakan kami sehingga diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam proses pengerjaan makalah ini.

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan masing-masing, termasuk kami mungkin dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami memohon maaf. Kami berharap terdapat kritik da saran dari pembaca sekalian agar menjadikan motivasi bagi kami untuk lebih baik lagi kedepannya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacaya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

 

Penyusun


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….…….2

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang ……………………………………………….………3

B.     Rumusan Masalah …………………………………………….……...3

C.     Tujuan Pembahasan ……………………………………………….…3

BAB II PEMBAHASAN

A.    Fi’il Mudhari’ ……………………………………………………………..............4

B.     Tanda-Tanda Fi’il Mudhari’ ……………………………………………...........…5

C.     Isnad Fi’il Mudhari’ ………………………………………………………...........6

D.    Contoh Fi’il Mudhari’ …………………………………………………………....6

E.     Fi’il Amar …………………………………………………………………….......7

F.      Macam-Macam Bentuk Fi’il Amar …………………………………………....... 8

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan …………………………………………………………………........9

B.     Saran …………………………………………………………….....……….........9

DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kalimah adalah suatu susunan dari beberapa huruf hijaiyah yang mempunyai arti/makna, kalimah dibagi menjadi tiga yaitu kalimah isim (kata yang menujukkan arti suatu benda yang tidak di sertai waktu dan tempat), kalimah fi’il (kata kerja) dan  kalimah huruf (kata yang tidak mampu berdiri sendiri kecuali jika dirangkai dengan kata yang lain). Jika kalimah itu dimasuki ‘amil maka ada yang akan terjadi suatu perubahan pada kalimat tersebut, dan pula ada yang tetap

Kata kerja atau fi’il terbagi menjadi tiga yaitu, fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan fi’il amar. Fi’il madhi adalah kata kerja yang menunjukkan kejadian bentuk lampau, yang telah terjadi sebelum masa berbicara. Fi’il mudhari’ adalah kata kerja yang menunjukkan kejadian sesuatu pada saat berbicara atau setelahnya, pantas digunakan untuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung. Fi’il amar adalah kata kerja untuk memerintah atau mengharap sesuatu yang dihasilkan setelah masa berbicara.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, kami membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1.      Apakah fi’il mudhari’ itu?

2.      Apakah tanda-tanda fi’il mudhari’?

3.      Bagaimana isnad fi’il mudhari’?

4.      Bagaimana contoh fi’il mudhari’?

5.      Apakah fi’il amar itu?

6.      Apa sajakah macam-macam bentuk fi’il amar?

 

C.     Tujuan Pembahasan

1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud fi’il mudhari’.

2.      Untuk mengetahui tanda-tanda fi’il mudhari’.

3.      Untuk mengetahui isnad fi’il mudhari’.

4.      Mengetahui contoh-contoh fi’il mudhari’.

5.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud fi’il amar.

6.      Untuk mengetahui macam-macam bentuk fi’il amar.


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Fi’il Mudhari’

Fi’il mudhari’ ialah fi’il yang menunjukkan atas satu makna yang disertai dengan waktu yang menunjukkan perbuatan di masa akan datang atau sedang dikerjakan, seperti :

  يَنْظُرُ   artinya ; sedang / akan melihat

 يَجْتَمِعُ   artinya ; sedang / akan berkumpul

يُصَلِّى    artinya ; sedang / akan shalat[1]

وَأَمَّا الْمُضَارِعُ فَهُوُمَا كَانَأَوَّلُهُ إِحْدَى الزَّوَائِد الْأَرْبَعِوَهِيَالْهَمْزَةُوَالنُّوْنُوَالْيَاءُوالتَّاءُيَجْمَعُهَاأَنَيْتَ أَوْأتَيْنَ أو نَأْتِيْ

Fi’il mudhari’, ialah fi'il yang huruf awalnya terdiri dari salah satu huruf zaidah yang empat macam, yaitu : hamzah, nun, ya’ dan ta’, yang terhimpun pada lafadz  نَأْتِيْ atau   ,  أتَيْنَ atau   أَنَيْتُ huruf-huruf itu disebut huruf mudlara'ah.

فا لهمزةللمتكلّم وحده والنّون له إذا كان معه غيره والتّاءللمخاطب مفرداومثنّى ومجموعامذكّراكان أومؤنّثا     وللغائبةالمفردةولمثنّاهاوالياءللغائب المذكّرمفرداومثنّى ومجموعاولجمع المؤنّث الغائب

Fungsi huruf-huruf itu, ialah hamzah untuk mutakallim wahdah (pembicara sendiri), seperti : اَكْتُبُ (saya menulisاَشْرَبُ (  (saya sedang minum). Nun, untuk pembicara bila orang lainnya ikut serta (yakni menunjukkan kepada pembicara yang lebih dari seorang atau untuk muazhzhim nafsan  (orang yang mengagungkan diri) seperti : نَكْتُبُ (kami/saya sedang menulis)  , نَشْرَبُ (kami/saya sedang minum), dan sebagainya. Ta' untuk mukhatab (orang yang diajak bicara), seorang atau dua atau banyak, laki-laki atau perempuan, seperti  نَكْتُب (kamu seorang menulis), نَكْتُبِيْنَ  (kamu seorang perempuan menulis), تكتبان   (kamu berdua menulis),  تكتبون  (kamu laki-laki banyak menulis), تكتبن   (kamu perempuan banyak menulis). Dan untuk perempuan sendiri yang ghaib, seperti تكتب    dia perempuan sedang menulis, juga untuk muannatsnya seperti :  تكتبان    (mereka berdua perempuan sedang menulis), dan sebagainya. Ya’, untuk laki-laki yang ghaib, seperti :  يكتب  (dia laki-laki sedang menulis), atau dua orang, seperti   يكتبان    (dua laki-laki sedang menulis), atau jamak, seperti : يكتبون    (mereka laki-laki banyak sedang menulis). Dan ya’ itu untuk jamak muannats yang ghaib, seperti :  يكتبن  (mereka (perempuan) sedang menulis),  يشربن   (mereka (perempuan) banyak sedang minum).

وهذايصلح للحا ل والاستقبالتقول يقومالان ويسمى حالاوحاضراويفعل غداويسمى مستقبلا

Fi’il mudhari’ ini tepat untuk menunjukkan zaman (waktu) hal (sedang) dan istiqbal (akan datang), seperti يقومالان     sekarang ia berdiri disebut zaman hal dan zaman hadir dan ويفعل غدا (besok ia akan bekerja) disebut zaman istiqbal.[2]

 

B.     Tanda-Tanda Fi’il Mudhari’

1.      Bias diawali dengan huruf س , contoh :   سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ  , artinya kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

2.      Bisa diawali dengan huruf  سوف, contoh :  وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى , artinya dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).

3.      Bisa diawali dengan huruf لن , contoh :  قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن تَرَانِي  , artinya berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau. “ Tuhan berfirman : “ Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku.

4.      Bisa diawali dengan لَمْ , contoh : لَمْ يَقْرَأْ , artinya tidak membaca.

5.      Bisa diawali dengan  أن , contoh : وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ , artinya dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

 

فإذادخلت عليهالسين أوسوف فقلت سيفعل أوسوف يفعل اختص بزمان الاستقبال

Bila sin tanfis atau saufa masuk kepada fi’il mudhari’, seperti سوف يفعل atau سيفعل    , khusus untuk waktu istiqbal.

 

Catatan :

Lafadz-lafadz :  ترب   يسر   نصر   اكرم    أبى    ترك   dan sebagainya adalah fi’il madhi, sebab semua huruf awalnya itu huruf asal, bukan huruf zaidah.

 

C.     Isnad Fi’il Mudhari’

ينصر

مفردمذكرغائب

هُوَمقدّر

يَفْعُلُ

ينصران

تثنيةمذكرغائب 

ألف

يَفْعُلَانِ

ينصرون

جمع مذكرغائب

واؤ

يَفْعُلُوْنَ

تنصر

مفردمؤنث غائبت

هِوَمقدّر

تَفْعُلُ

تنصران

تثنيةمؤنث غائبت

ألف

تَفْعُلَانِ

ينصرن

جمع مؤنث غائبت

نون

يَفْعُلْنَ

تنصر

مفردمذكرمخاطب

انتَ مقدّر

تَفْعُلُ

تنصران

تثنية مذكرمخاطب

ألف

تَفْعُلَانِ

تنصرون

جمع مذكرمخاطب

واؤ

تَفْعُلُوْنَ

تنصرين

مفرد مؤنث مخاطب

ياء

تَفْعُلِيْنَ

تنصران

تثنية مؤنث مخاطب

ألف

تَفْعُلَانِ

تنصرن

جمع مؤنث مخاطب

نون

تَفْعُلْنَ

انصر

متكلم وحده

انا مقدّر

اَفْعُلُ

ننصر

متكلم مع ا لغير

نحن مقدّر

نَفْعُلُ

 

D.    Contoh Fi’il Mudhari’

Sedang/ akan Memasak

Sedang/ akan duduk

Sedang/ akan Menulis

Sedang/ akan mendengar

Dhamir

يَطْبَخَ

يَجْلِسُ

يَكْتُبُ

يَسْمَعُ

هُوَ

يَطْبَخَانِ

يَجْلِسَانِ

يَكْتُبَانِ

يَسْمَعَانِ

هُمَا

يَطْبَخُونَ

يَجْلِسُونَ

يَكْتُبُوْنَ

يَسْمَعُوْنَ

هُمْ

تَطْبَخُ

تَجْلِسُ

تَكْتُبُ

تَسْمَعُ

هِيَ

تَطْبَخَانِ

تَجْلِسَانِ

تَكْتُبَانِ

تَسْمَعَانِ

هُمَا

يَطْبَخْنَ

تَجْلِسْنَ

يَكْتُبْنَ

يَسْمَعْنَ

هُنَّ

تَطْبَخُ

تَجْلِسُ

تَكْتُبُ

تَسْمَعُ

اَنْتَ

تَطْبَخَانِ

تَجْلِسَانِ

تَكْتُبَانِ

تَسْمَعَانِ

اَنْتُمَا

تَطْبَخُونَ

تَجْلِسُونَ

تَكْتُبُوْنَ

تَسْمَعُوْنَ

اَنْتُمْ

تَطْبَخِيْنَ

تَجْلِسِيْنَ

تَكْتُبِيْنَ

تَسْمَعيْنَ

اَنْتِ

تَطْبَخَانَ

تَجْلِسَانِ

تَكْتُبَانِ

تَسْمَعَانِ

اَنْتُمَا

تَطْبَخْنَ

تَجْلِسْنَ

تَكْتُبْنَ

تَسْمَعْنَ

اَنْتُنَّ

اَطْبَخُ

اَجْلِسُ

اَكْتُبُ

اَسْمَعُ

اَنَا

نَطْبَخُ

نَجْلِسُ

نَكْتُبُ

نَسْمَعُ

نَحْنُ

 

E.     Fi’il Amar

Fi’il amar adalah fi’il yang menunjukkan kepada bentuk ‘perintah’seperti;

اكتب  artinya tulislah

اقرأ  artinya bacalah

اضرب artinya pukulah

 

Contoh (نصر)

Wazan

dhomir

انصر

افعل

انت

انصرا

افعلأ

انتما

انصروا

افعلوا

انتم

انصرى

افعلي

انت

انصرا

افعلأ

انتما

انصرن

افعلن

انتن

 

Cara

1.      Jika huruf sesudah huruf mudloroah itu hidup (seperti lafad :يدحرج-يفرح-يقتل ) maka buang huruf mudloroah itu, dan sisanya di jazmkan huruf akhirnya.

2.      Jika huruf sesudah huruf modloroah itu sukun (seperti:تضرب-تنصر), adalah sebagai berikut:

a.       Maka buanglah huruf mudloroahnya dan sisanya dijazmkan huruf akhirnya serta pada permulaannya ditambah hamzah washol yang dikasrahkan (maksudnya supaya awal kalimat tersebut tidak disukun)

Contoh : تضرب = اضرب

b.      Jika ain fi’il modlori’ itu didlomahkan, maka hamzah washol itu didlomahkan pula (seperti dari: تنصر = انصر)

 

F.      Macam-Macam Bentuk Fi’il Amar

1.      Dilihat dari huruf pertamanya

a.       Diawali dengan huruf hamzah washal

اعلم-استغفر-اغفر

b.      Diawali dengan hamzah qatha’

اسلم-اكرم-اصلح

c.       Tidak diawali dengan dua hamzah tersebut

تجنب-باعد-جاهد

2.      Dilihat dari maknanya

a.       Muakkad, fi’il yang diberi penguat

ابتعدن-اصبرن-اسجدن

b.      Ghoiru muakkad, fi’il yang diberi penguat

ابتعد-اصبر-اسجد

3.      Dilihat dari tashrifannya/perubahannya

a.       Jamid yaitu fi’il yang beku

تعال-هات-هب

b.      Mutasharrif yaitu fi’il yang dapat berubah

اسجد-علم-تكلم

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    KESIMPULAN

Fi’il mudhari’ ialah fi’il yang menunjukkan atas satu makna yang disertai dengan waktu yang menunjukkan perbuatan di masa akan datang atau sedang dikerjakan, fi'il yang huruf awalnya terdiri dari salah satu huruf zaidah yang empat macam, yaitu : hamzah, nun, ya’ dan ta’, yang terhimpun pada lafadz  نَأْتِيْ atau   ,  أتَيْنَ  atau   أَنَيْتُ huruf-huruf itu disebut huruf mudlara'ah. Sedangkan fi’il amar adalah fi’il yang menunjukkan kepada bentuk ‘perintah’

 

B.     SARAN

Pembelajaran sharaf terutama pada fi’il mudhari’ dan amar perlu dipelajari berkali-kali atau diulanh-ulang agar ilmu yang telah didapat tidak hilang begitu saja. Selain itu, perlu latihan soal agar menambah wawasan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch. 2018. Ilmu Sharaf Matan Kailani dan Nazam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Zakaria, A. 2018. Belajar Tashrif Sistem 24 Jam. Garut: ibn azka press.

https://nahwusharaf.wordpress.com



[1] A.Zakaria, Belajar Tashrif Sistem 24 Jam. (Garut: ibn azka press), 2018, hlm. 132

[2] K.H.Moch.Anwar, Ilmu Sharaf Matan Kailani dan Nazam. (Bandung: Sinar Baru Algensindo,2018), hlm.26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guru yang Baik dan Professional dalam Mengajar

Guru yang Baik dan Profesional               Guru adalah orang tua kedua bagi para siswa ketika berada di sekolah. Yang tugasnya tidak h...