KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur atas
kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Sharaf 1 dari Bp. Moh. Munawar Said, M.Pd.I. selaku dosen
pengampu. Pembuatan makalah bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sharaf 1
dengan judul makalah Isnad Fi’il Mudhari’ dan Fi’il Amar.
Adapun sumber dalam pembuatan
makalah ini, didapatkan dari buku-buku maupun jurnal yang membahas materi
tersebut. Kami sebagai penyusun makalah ini berterimakasih kepada penyedia
sumber walaupun tidak dapat bertemu langsung. Dan kepada orang tua kami yang
selalu mendukung dan mendoakan kami sehingga diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam
proses pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa setiap manusia
memiliki keterbatasan masing-masing, termasuk kami mungkin dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami memohon
maaf. Kami berharap terdapat kritik da saran dari pembaca sekalian agar
menjadikan motivasi bagi kami untuk lebih baik lagi kedepannya dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacaya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….…….2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ……………………………………………….………3
B. Rumusan
Masalah …………………………………………….……...3
C. Tujuan
Pembahasan ……………………………………………….…3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Fi’il Mudhari’
……………………………………………………………..............4
B.
Tanda-Tanda Fi’il Mudhari’ ……………………………………………...........…5
C.
Isnad Fi’il Mudhari’ ………………………………………………………...........6
D.
Contoh Fi’il Mudhari’ …………………………………………………………....6
E.
Fi’il Amar …………………………………………………………………….......7
F. Macam-Macam Bentuk Fi’il Amar …………………………………………....... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
…………………………………………………………………........9
B. Saran
…………………………………………………………….....……….........9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kalimah
adalah suatu susunan dari beberapa huruf hijaiyah yang mempunyai arti/makna,
kalimah dibagi menjadi tiga yaitu kalimah isim (kata yang menujukkan arti suatu
benda yang tidak di sertai waktu dan tempat), kalimah fi’il (kata kerja)
dan kalimah huruf (kata yang tidak mampu berdiri sendiri kecuali jika
dirangkai dengan kata yang lain). Jika kalimah itu dimasuki
‘amil maka ada yang akan terjadi suatu perubahan pada kalimat tersebut, dan
pula ada yang tetap
Kata kerja atau fi’il terbagi menjadi tiga yaitu, fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan fi’il amar. Fi’il madhi adalah kata kerja yang menunjukkan kejadian bentuk lampau, yang telah terjadi sebelum masa berbicara. Fi’il mudhari’ adalah kata kerja yang menunjukkan kejadian sesuatu pada saat berbicara atau setelahnya, pantas digunakan untuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung. Fi’il amar adalah kata kerja untuk memerintah atau mengharap sesuatu yang dihasilkan setelah masa berbicara.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami
membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah fi’il
mudhari’ itu?
2.
Apakah
tanda-tanda fi’il mudhari’?
3.
Bagaimana isnad
fi’il mudhari’?
4.
Bagaimana
contoh fi’il mudhari’?
5.
Apakah fi’il
amar itu?
6.
Apa sajakah
macam-macam bentuk fi’il amar?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud fi’il mudhari’.
2.
Untuk
mengetahui tanda-tanda fi’il mudhari’.
3.
Untuk
mengetahui isnad fi’il mudhari’.
4.
Mengetahui
contoh-contoh fi’il mudhari’.
5.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud fi’il amar.
6.
Untuk
mengetahui macam-macam bentuk fi’il amar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Fi’il Mudhari’
Fi’il mudhari’ ialah fi’il yang menunjukkan atas satu makna yang
disertai dengan waktu yang menunjukkan perbuatan di masa akan datang atau
sedang dikerjakan, seperti :
يَنْظُرُ artinya ; sedang / akan melihat
يَجْتَمِعُ artinya ; sedang / akan berkumpul
يُصَلِّى artinya ; sedang / akan shalat[1]
وَأَمَّا الْمُضَارِعُ فَهُوُمَا كَانَأَوَّلُهُ إِحْدَى الزَّوَائِد الْأَرْبَعِوَهِيَالْهَمْزَةُوَالنُّوْنُوَالْيَاءُوالتَّاءُيَجْمَعُهَاأَنَيْتَ
أَوْأتَيْنَ أو نَأْتِيْ
Fi’il mudhari’,
ialah fi'il yang huruf awalnya terdiri dari salah satu huruf zaidah yang empat
macam, yaitu : hamzah, nun, ya’ dan ta’, yang terhimpun pada
lafadz نَأْتِيْ atau , أتَيْنَ atau أَنَيْتُ huruf-huruf
itu disebut huruf mudlara'ah.
فا لهمزةللمتكلّم وحده والنّون له إذا كان
معه غيره والتّاءللمخاطب مفرداومثنّى ومجموعامذكّراكان أومؤنّثا وللغائبةالمفردةولمثنّاهاوالياءللغائب
المذكّرمفرداومثنّى ومجموعاولجمع المؤنّث الغائب
Fungsi
huruf-huruf itu, ialah hamzah untuk mutakallim wahdah (pembicara
sendiri), seperti : اَكْتُبُ
(saya menulisاَشْرَبُ ( (saya sedang minum). Nun, untuk pembicara
bila orang lainnya ikut serta (yakni menunjukkan kepada pembicara yang lebih
dari seorang atau untuk muazhzhim nafsan
(orang yang mengagungkan diri) seperti : نَكْتُبُ (kami/saya sedang menulis) , نَشْرَبُ (kami/saya sedang minum), dan sebagainya.
Ta' untuk mukhatab (orang yang diajak bicara), seorang atau dua atau banyak,
laki-laki atau perempuan, seperti نَكْتُب (kamu seorang menulis), نَكْتُبِيْنَ (kamu
seorang perempuan menulis), تكتبان (kamu berdua menulis), تكتبون
(kamu laki-laki banyak menulis), تكتبن
(kamu perempuan banyak menulis). Dan untuk perempuan sendiri yang ghaib,
seperti تكتب dia perempuan sedang menulis, juga
untuk muannatsnya seperti : تكتبان (mereka
berdua perempuan sedang menulis), dan sebagainya. Ya’, untuk laki-laki yang
ghaib, seperti : يكتب (dia
laki-laki sedang menulis), atau dua orang, seperti يكتبان (dua
laki-laki sedang menulis), atau jamak, seperti : يكتبون (mereka
laki-laki banyak sedang menulis). Dan ya’ itu untuk jamak muannats yang
ghaib, seperti : يكتبن (mereka
(perempuan) sedang menulis), يشربن (mereka
(perempuan) banyak sedang minum).
وهذايصلح للحا ل والاستقبالتقول يقومالان ويسمى حالاوحاضراويفعل
غداويسمى مستقبلا
Fi’il mudhari’
ini tepat untuk menunjukkan zaman (waktu) hal (sedang) dan istiqbal (akan datang), seperti يقومالان sekarang ia berdiri disebut zaman hal dan zaman hadir dan ويفعل غدا (besok ia akan bekerja)
disebut zaman istiqbal.[2]
B.
Tanda-Tanda Fi’il Mudhari’
1.
Bias diawali dengan huruf س , contoh : سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
, artinya kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
2.
Bisa diawali dengan huruf سوف, contoh : وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى , artinya dan
bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
3.
Bisa diawali dengan huruf لن ,
contoh : قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن
تَرَانِي , artinya berkatalah
Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat
kepada Engkau. “ Tuhan berfirman : “ Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku.
4.
Bisa diawali dengan لَمْ
, contoh : لَمْ يَقْرَأْ , artinya tidak
membaca.
5.
Bisa diawali dengan
أن , contoh : وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ
تَعْلَمُونَ ,
artinya dan berpuasa lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui.
فإذادخلت عليهالسين أوسوف فقلت سيفعل أوسوف يفعل اختص بزمان الاستقبال
Bila sin tanfis atau saufa masuk kepada fi’il mudhari’, seperti سوف يفعل atau سيفعل , khusus untuk waktu
istiqbal.
Catatan :
Lafadz-lafadz : ترب يسر نصر
اكرم أبى ترك dan sebagainya adalah fi’il madhi, sebab
semua huruf awalnya itu huruf asal, bukan huruf zaidah.
C.
Isnad Fi’il Mudhari’
ينصر |
مفردمذكرغائب |
هُوَمقدّر |
يَفْعُلُ |
ينصران |
تثنيةمذكرغائب |
ألف |
يَفْعُلَانِ |
ينصرون |
جمع مذكرغائب |
واؤ |
يَفْعُلُوْنَ |
تنصر |
مفردمؤنث غائبت |
هِوَمقدّر |
تَفْعُلُ |
تنصران |
تثنيةمؤنث غائبت |
ألف |
تَفْعُلَانِ |
ينصرن |
جمع مؤنث غائبت |
نون |
يَفْعُلْنَ |
تنصر |
مفردمذكرمخاطب |
انتَ مقدّر |
تَفْعُلُ |
تنصران |
تثنية مذكرمخاطب |
ألف |
تَفْعُلَانِ |
تنصرون |
جمع مذكرمخاطب |
واؤ |
تَفْعُلُوْنَ |
تنصرين |
مفرد مؤنث مخاطب |
ياء |
تَفْعُلِيْنَ |
تنصران |
تثنية مؤنث مخاطب |
ألف |
تَفْعُلَانِ |
تنصرن |
جمع مؤنث مخاطب |
نون |
تَفْعُلْنَ |
انصر |
متكلم وحده |
انا مقدّر |
اَفْعُلُ |
ننصر |
متكلم مع ا لغير |
نحن مقدّر |
نَفْعُلُ |
D.
Contoh Fi’il Mudhari’
Sedang/
akan Memasak |
Sedang/
akan duduk |
Sedang/
akan Menulis |
Sedang/
akan mendengar |
Dhamir |
يَطْبَخَ |
يَجْلِسُ |
يَكْتُبُ |
يَسْمَعُ |
هُوَ |
يَطْبَخَانِ |
يَجْلِسَانِ |
يَكْتُبَانِ |
يَسْمَعَانِ |
هُمَا |
يَطْبَخُونَ |
يَجْلِسُونَ |
يَكْتُبُوْنَ |
يَسْمَعُوْنَ |
هُمْ |
تَطْبَخُ |
تَجْلِسُ |
تَكْتُبُ |
تَسْمَعُ |
هِيَ |
تَطْبَخَانِ |
تَجْلِسَانِ |
تَكْتُبَانِ |
تَسْمَعَانِ |
هُمَا |
يَطْبَخْنَ |
تَجْلِسْنَ |
يَكْتُبْنَ |
يَسْمَعْنَ |
هُنَّ |
تَطْبَخُ |
تَجْلِسُ |
تَكْتُبُ |
تَسْمَعُ |
اَنْتَ |
تَطْبَخَانِ |
تَجْلِسَانِ |
تَكْتُبَانِ |
تَسْمَعَانِ |
اَنْتُمَا |
تَطْبَخُونَ |
تَجْلِسُونَ |
تَكْتُبُوْنَ |
تَسْمَعُوْنَ |
اَنْتُمْ |
تَطْبَخِيْنَ |
تَجْلِسِيْنَ |
تَكْتُبِيْنَ |
تَسْمَعيْنَ |
اَنْتِ |
تَطْبَخَانَ |
تَجْلِسَانِ |
تَكْتُبَانِ |
تَسْمَعَانِ |
اَنْتُمَا |
تَطْبَخْنَ |
تَجْلِسْنَ |
تَكْتُبْنَ |
تَسْمَعْنَ |
اَنْتُنَّ |
اَطْبَخُ |
اَجْلِسُ |
اَكْتُبُ |
اَسْمَعُ |
اَنَا |
نَطْبَخُ |
نَجْلِسُ |
نَكْتُبُ |
نَسْمَعُ |
نَحْنُ |
E.
Fi’il Amar
Fi’il amar adalah fi’il yang menunjukkan kepada bentuk ‘perintah’seperti;
اكتب artinya tulislah
اقرأ artinya bacalah
اضرب
artinya pukulah
Contoh (نصر) |
Wazan |
dhomir |
انصر |
افعل |
انت |
انصرا |
افعلأ |
انتما |
انصروا |
افعلوا |
انتم |
انصرى |
افعلي |
انت |
انصرا |
افعلأ |
انتما |
انصرن |
افعلن |
انتن |
Cara
1. Jika huruf sesudah huruf mudloroah itu hidup
(seperti lafad :يدحرج-يفرح-يقتل ) maka buang huruf
mudloroah itu, dan sisanya di jazmkan huruf akhirnya.
2. Jika huruf sesudah huruf modloroah itu sukun
(seperti:تضرب-تنصر), adalah sebagai
berikut:
a. Maka buanglah huruf mudloroahnya dan sisanya
dijazmkan huruf akhirnya serta pada permulaannya ditambah hamzah washol yang
dikasrahkan (maksudnya supaya awal kalimat tersebut tidak disukun)
Contoh : تضرب = اضرب
b. Jika ain fi’il modlori’ itu didlomahkan, maka
hamzah washol itu didlomahkan pula (seperti dari: تنصر
= انصر)
F.
Macam-Macam Bentuk Fi’il Amar
1. Dilihat dari huruf pertamanya
a. Diawali dengan huruf hamzah washal
اعلم-استغفر-اغفر
b. Diawali dengan hamzah qatha’
اسلم-اكرم-اصلح
c. Tidak diawali dengan dua hamzah tersebut
تجنب-باعد-جاهد
2. Dilihat dari maknanya
a. Muakkad, fi’il yang diberi penguat
ابتعدن-اصبرن-اسجدن
b. Ghoiru muakkad, fi’il yang diberi penguat
ابتعد-اصبر-اسجد
3. Dilihat dari tashrifannya/perubahannya
a. Jamid yaitu fi’il yang beku
تعال-هات-هب
b. Mutasharrif yaitu fi’il yang dapat berubah
اسجد-علم-تكلم
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Fi’il mudhari’ ialah fi’il yang menunjukkan atas satu
makna yang disertai dengan waktu yang menunjukkan perbuatan di masa akan datang
atau sedang dikerjakan, fi'il yang
huruf awalnya terdiri dari salah satu huruf zaidah yang empat macam, yaitu : hamzah,
nun, ya’ dan ta’, yang terhimpun pada lafadz نَأْتِيْ atau , أتَيْنَ atau أَنَيْتُ huruf-huruf
itu disebut huruf mudlara'ah. Sedangkan fi’il amar adalah fi’il yang
menunjukkan kepada bentuk ‘perintah’
B.
SARAN
Pembelajaran
sharaf terutama pada fi’il mudhari’ dan amar perlu dipelajari berkali-kali atau
diulanh-ulang agar ilmu yang telah didapat tidak hilang begitu saja. Selain
itu, perlu latihan soal agar menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
Moch. 2018. Ilmu Sharaf Matan Kailani dan Nazam. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Zakaria,
A. 2018. Belajar Tashrif Sistem 24 Jam. Garut: ibn azka press.
https://nahwusharaf.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar