Sabtu, 12 September 2020

Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Proses Pembelajaran

 

DAFTAR ISI

Daftar Isi..........................................................................................................

BAB I : Pendahuluan.......................................................................................

              A. Latar Belakang ............................................................................. 1

              B. Rumusan Masalah  ........................................................................ 1

              C. Tujuan Pembahasan ...................................................................... 2

BAB II : Pembahasan.......................................................................................

A.    Metode Pembelajaran ................................................................... 3

B.     Pembelajaran menurut Jurgen Habermas ...................................... 4

C.     Lembaga Pendidikan  ................................................................... 5

BAB III : Penutup............................................................................................

A.    Kesimpulan.................................................................................... 9

Daftar Pustaka   ............................................................................................... 10

           

 


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian dari kegiatan bermasyarakat dan berbangsa. Kegiatan pendidikan merupakan perwujudan dari cita-cita bangsa. Dengan demikian kegiatan pendidikan nasional perlu di organisasikan dan di kelola supaya pendidikan nasional dapat menjadi sarana untuk mewujudkan cita-cita nasional. Pendidikan sebagai hak setiap warga Negara sehingga dalam pendidikan terdapat keragaman dari berbagai sudut pandang yang menjadi tantangan dalam dunia pendidikan untuk menyatukan keragaman dalam suatu tujuan pendidikan nasionl.

Keragaman yang begitu banyak, disadari atau tidak dapat menimbulkan konflik social apabila tidak dikelola dengan baik, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai kemajuan teknologi dan informasi telah mengubah kehidupan masyarakat dari kurun waktu. Perubahan budaya masyarakat seiring dengan proses globalisasi telah menembus pola kehidupan masyarakat baik melalui kondisi nyata maupun dalam dunia maya.

 

B. Rumusan Masalah


     1.  Apa saja metode pembelajaran dalam pendidikan multicultural

2             2.  Bagaimana pembelajaran yang humanis menurut Jurgen Habernas

3         3.  Apa saja lembaga-lembaga pendidikan non formal dan informal dalam penerapan pendidikan                 multikultural

 

C .Tujuan Pembahasan

1.      Mengetahui metode pembelajaran dalam pendidikan multikultural.

2.      Mengetahui pembelajaran yang huamanis menurut Jurgen Habernas.

3.      Mengetahui lembaga-lembaga pendidikan non formal dan imformal dalam penerapan pendidikan multikutural.

 

  

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Metode pembelajaran dalam pendidikan multicultural

Metode atau (method) secara harfiyah berarti cara berasal dari Bahasa greeka, metha, (melalui atau melewati) dan hodos (jalan atau cara) jadi metode bararti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum metode berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan dalam belajar dan mengajar.

Sebagai sebuah konsep yang di tuangkan kedalam sistem kurikulum, biasanya pendidikan multicultural secara umum menggunakan metode yang beragam. Adapun metode yang digunakan dalam pendidikan multicultural adalah sebagai berikut :


1.      Metode kontribusi

Penerapan metode ini pembelajar diajak berpartisipasi dalam memahami dan mengapresiasi kultur lain. Pembelajar bisa melibatkan pelajaran atau pengalaman yang berkaitan dengan peristiwa ini. Namun perhatian yang sedikit diberikan kepada kelompok-kelompok etnik baik sebelum atau sesudah even dan sejarah peristiwa bisa dieksplorasi secara mendalam.


2.      .Metode pengayaan

Metode ini memperkaya kurikulum dengan literatur dari atau tentang masyarakat yang berbeda kultur atau agamanya penerapan metode ini misalnya dengan mengajak pembelajar untuk menilai atau menguji dan kemudian mengapresiasikan cara pandang masyarakat tetapi pembelajar tidak mengubah pemahaman nya tentang hal itu seperti pernikahan.

 

3.      Metode tranformatif

Metode ini memungkinkan pembelajar melihat konsep-konsep dari sejumlah budaya etnik dan agama secara kritis. Metodo ini dapat mengubah struktur kurikulum dan memberanikan pembelajar untuk memahami isu dan persoalan dari beberapa etnik dan agama tertentu misalnya membahas konsep makanan halal dari agama atau kebudayaan tertentu yang berpotensi menimbulkan konflik dalam masyarakat. Metode ini menuntut pembelajar untuk mengolah pemikiran yang kritis.


4.      Metode pembuatan keputusan aksi social

Metode ini mengintegrasikan metode tranformasi dengan aktifitas nyata dimasyarakat,yang pada gilirn nya bisa merangsang terjadinya perubahan social. Pembelajar tidak hanya dituntut untuk memahami dan membahas isu-isu social tapi juga melakukan sesuatu yang pemting berkaitan dengan hal itu. Tujuan utama metode ini adalah untuk mengajarkan pembelajar berfikir dan kemampuan mengambil keputusan.[1]

B.     Pembelajaran yang humanis menurut Jurgen Hubermas

Jurgen Habermas filsuf yang berkebangsaan jerman lahir pada 18 juni 1929 berpendapat bahwa belajar akan terjadi apabila ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud merupakan lingkungan belajar yaitu lingkungan alam maupun lingkungan sosial, sebab diantara keduanya tidak dapat dipisahkan. Jurgen Hubermas membagi tipe belajar menjadi tiga bagian yaitu:

1.      Tehnical Learning (belajar teknis)

Adalah teknik belajar dimana seseorang berinteraksi dengan sekitarnya, terutama lingkungan alam. Mereka belajar tentang pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan agar mereka bisa mengelola lingkungan alam secara baik dan benar.

2.      Practival Learning (belajar praktis)

Adalah teknik dimana seseorang mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial. Interaksi yang terjadi secara benar pada individu yang belajar dengan lingkungan alam akan tampak dari relevansinya dengan kepentingan manusia.

3.      Emancipatory Learning (belajar emansipatoris)

Adalah teknik dimana seseorang mencapai pemahaman dan kesadaran tinggi pada perubahan budaya sosial. Peserta didik membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang benar guna mendukung transformasi kultur yang terjadi. Ketika peserta didik sudah memiliki pemahaman serta kesadaran terhadap kondisi perubahan kultural ini, maka peserta didik dianggap sudah mampu mencapai tahap belajar yang paling tinggi.[2]

 

 

 

C.    Lembaga-lembaga pendidikan nonformal dan informal dalam penerapan pendidikan multicultural

1.      Lembaga Pendidikan Nonformal

Dalam undang-undang nomor 20 (2003:72) lembaga pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang di laksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Lembaga pendidikan nonformal merupakan lembaga pendidikan yang disediakan bagi warga negara yang tidak sempat mengikuti ataupun menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu dalam pendidikan formal. Pendidikan nonformal semakin berkembang dengan bukti semakin dibutuhkannya keterampilan pada seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Contoh lembaga pendidikan nonformal:

1.      Lembaga khusus dan pelatihan

Lembaga khusus dan pelatihan adalah pendidikan nonformal yang di selenggarakan oleh sekelompok masyarakat untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental tertentu kepada peserta didik. Contoh nya lembaga khusus computer,lembaga kursus seni music ,lembaga kursus kerajinan tangan, lembaga kursus Bahasa asing

2.      Kelompok belajar                                                             

Kelompok belajar adalah pendidikan nonformal yang terdiri dari sekelompok masyarakat yang saling berbagi pengalaman dan kemampuan satu sama lain.

3.      Pusat kegiatan belajar masyarakat

Menurut sutaryat, pusat kegiatan belajar masyarakat adalah pendidikan nonformal yang berfungsi sebagai tempat untuk belajar dari atau oleh dan untuk masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, dan bakat anggota masyarakat sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.

 

4.      Majlis ta’lim

Majlis ta’lim adalah pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap hidup yang berhubungan dengan agama islam contohnya kelompok yasinan, kelompok pengajian , pengjian kitab kuning, salafiyah.

5.      Satuan pendidikan sejenis

Satuan pendidikan sejenis adalah pendidikan nonformal yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap, dimana cakupan nya luas dan memerlukan landasan hukum, contohnya pra sekolah (kelompok bermain,penitipan anak), balai latihan dan penyuluhan, kepramukaan.(pendidikan nonformal)[3]

 

 

2.      Lembaga Pendidikan Informal

Dalam undang-undang nomor 20(2003:72) pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungna. Lembaga pendidikan informal adalah pendidikan yang ruang lingkupnya lebih terarah pada keluarga dan masyarakat. Pendidikan keluarga adalah pendidikan yang pertama,dikatakan pertama karena anak itu pertama kali berkenalan dengan lingkungan dan mendapatkan pembinaan dari sebuah anggota keluarga. Pendidikan pertama ini dapat dipandang sebagai peletak pondasi pengembangan-pengembangan berikutnya.

Contoh pendidikan informal:

1.      Seorang ibu yang mengajarkan anaknya untuk berlaku sopan dan menjaga etika, seorang ayah yang mendidik anaknya agar bertanggung jawab, kakek yang menasehati cucunya agar berlaku jujur dan lain sebagainya.

2.      Pendidikan anak usia dini pada alur pendidikan informal berbentuk pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Pendidikan yang dilakukan oleh keluarga adalah salah satu dasar yang akan membentuk watak, kebiasaan, dan perilaku anak di masa depannya nanti.[4]


BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Penerapan pendidikan multicultural dalam pembelajaran menggunakan beberapa metode/cara yang beragam untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses pembelajaran tersebut akan terjadi apabila ada interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Adapun di dirikannya lembaga-lembaga pendidikan seperti lembaga pendidikan formal, lembaga pendidikan nonformal dan lembaga pendidikan informal sangat berperan penting untuk perkembangan peserta didik agar kedepannya lebih terarah dan memiliki masa depan yang cerah.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

https://andiplumpang.wordpress.com

https://dosenpsikologi.com

https://www.maxmanroe.com

Marzuki M.Saleh, Pendidikan Nonformal



[1] http: //andiplumpang.wordpress.com                  

[2] https://dosenpsikologi.com

[3] Pendidikan non formal M. saleh marzuki, M.Ed

[4] https://www.maxmanroe.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guru yang Baik dan Professional dalam Mengajar

Guru yang Baik dan Profesional               Guru adalah orang tua kedua bagi para siswa ketika berada di sekolah. Yang tugasnya tidak h...