RUMUSAN MASALAH
1.
Pengertian pendidikan multikultural
2.
Pendidikan multicultural sebagai pendekatan
3.
Pentingnya mempelajari pendidikan
multikultural
4.
Istilah-istilah pendidikan multikultural
5.
Teori-teori pendidikan multicultural
6.
Pendidikan multikultural dalam tinjauan
dalam didaktik dan metodik
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Pendidikan Multikultural
Pike (1967)
mengembangkan dua istilah antropologi yaitu ethic dan emic yang selalu
muncul ketika membahas multicultural atau studi budaya lain. Istilah-istilah
tersebut digunakan untuk menjelaskan dua sudut pandang dalam mempelajari perilaku multicultural. Ethic
adalah sudut pandang dalam mempelajari budaya dali luar budaya dan merupaka
pendekatan awal dalam mempelajari suatu sistem budaya asing. Emic merupakan
studi perilaku dari dalam sistem budaya tersebut (segall, 1990). Ethic
merupakan aspek kehidupan yang muncul konsisten pada satu budaya, sedangkan
emic adalah aspek kehidupan yang muncul dan benar hanya pada satu budaya
tertentu. Kedua konsep ini sangat penting dan menjadi dasar memahami budaya dalam
pendidikan multikultural.[1]
Menurut James
Banks dalam Choirul Mahfud, mengartikan pendidikan multikultural sebagai
pendidikan yang ingi mengeksplorasi perbedaan sebagai anugerah Tuhan dan
bagaimana seseorang mampu mensikapi perbedaan tersebut dengan penuh toleran dan
semngat egaliter.[2]
Sonia Nieto juga mengemukakan bahwa pendidikan multikultural merupakan
proses pendidikan yang mendasar bagi semua peserta didik dengan model
pendidikan yang menentang rasisme dan diskriminasi di sekolah dan masyarakat
dengan menerima semua etnik, ras, agama, bahasa, ekonomi, jender, dan
lain-lain).[3]
Sedangkan menurut Musya Ay’arie pendidikan multikultural didefinisikan
sebagai prose penanaman cara hidup yang menghargai, tulus, dan toleran dan
toleran terhadap keanekaragaman budaya yang hidup di tengah masyarakat.[4]
Pendidikan
multikultural merupakan model pendidikan yang menawarkan salah satu alternative
melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan
keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada peserta didik seperti
keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, ras, status sosial, gender, kemampuan,
dan umur.
2. Pendidikan
Multikultural Sebagai Pendekatan
pendekatan
yang mungkin dilakukan dalam pendidikan multikultural adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan
historis
Pendekatan
ini menggunakan cara mengajar dengan menengok kembali ke belakang. Maksudnya
agar pengajar dan pembelajar dapat dengan komplit sampai ke belakang untuk
mereflesikan untuk masa sekarang atau mendatang. Dengan demikian materi yang
diajarkan bias ditinjau secara kritis dan dinamis.
2. Pendekatan
Sosiologis
Pendekatan
ini mengandaikan terjadinya proses kontekstualisasi apa yang pernah terjadi
dimasa sebelumnya atau datangnya di masa lampau. Dengan pendekatan ini materi
yang diajarkan bisa menjadi actual, bukan karena dibuat-buat tetapi karena
senantiasa sesuai dengan perkembangan zaman yang terjadi, dan tidak bersifat
indoktrinisasi karena kerangka berpikir
yang dibangun adalah kerangka berpikir kekinian. Pendekatan ini bisa
digabungkan dengan metode kedua,yakni metode pengayaan.
3. Pendekatan
Kultural
Dengan
pendekatan ini pembelajar bisa melihat mana tradisi yang otentikdan mana yang
tidak. Secara otolatis pembelajar juga bisa mengetahui mana tradisi arab dan
mana tradisi yang datang dari islam
4. Pendekatan
psikologis
Pendekatan ini berusaha memperhatikan situasi psikologis seseorang secara tersendiri dan mandiri. Artinya
masing-masing siswa harus dilihat sebagai manusia mandiri dan unik dengan
karakter dan bakat yang dimilikinya. Pendekatan ini menuntut seorang siswa
harus cerdas dan pandai melihat kecenderungan pembelajar sehingga ia mengetahui
metode-metode yang mana saja yang cocok untuk pembelajar.
5. Pendekatan
estetik
Pendekatan
estetik mengajarkan siswa untuk berlaku sopan dan santun, damai, ramah, dan
mencintai keindahan. Karena segala materi jika hanya didekati secara doctrinal
dan menekan adanya otoritas-otoritas kebenaran maka siswa cenderung bersikap
kasar. Sehingga mereka memerlukan pendekatan ini untuk mengapresiasikan segala
gejala yang terjadi di masyarakat dengan melihatnya sebagai bagian dari
dinamika kehidupan yang bernilai seni dan estetis.
6. Pendekatan
berprespektif gender
Dengan
pendekatan ini, segala bentuk konstruksi sosial yang ada di sekolah yang
menyatakan bahwa permpuan berada di bawah laki-laki bisa dihilangkan.[5]
3. Pentingnya
Mempelajari Pendidikan Multikultural
Imron
Mashadi (2009) pendidikan multikultural bertujuan untuk mewujudkan bangsa yang
kuat dan sejahtera tanpa memandang perbedaan etnik, ras, budaya, agama, dan bahasa
dengan semangat membangun kekuatan diseluruh sector hingga tercapai kemakmuran
bersama. 8 aspek yang mencakup tujuan pendidikan multikultural,yaitu:
1. Pembangunan
literasi etnis dan budaya
2. Perkembangan
pribadi
3. Klarifikasi
nilai dan sikap
4. Menciptakan
persamaan peluang pendidikan bagi semua siswa yang berbeda ras,suku,etnis,kelas
sosoal,dan kelompok budaya
5. Membantu
siswa memperoleh pengetahuan,sikap, dan keterampilan yang diperlukan pada
masyarakat demokrasi-pluraristik
6. Persamaan
dan keunggulan pendidikan
7. Memperkuat
pribadi untuk reformasi sosial
8. Memiliki
wawasan kebangsaan atau kenegaraan yang kokoh.[6]
4. Istilah-Istilah
Dalam Pendidikan Multikultural
a. Adat
istiadat
Adalah turunan yang sudah mantap dan
mencakup segala konsepsi segala sistem budaya dengan suatu kebudayaan untuk
mengatur tindakan manusia dalam kehidupan sosial.
b. Akomodasi
Adalah peyesuaian manusia dalam kesatuan
sosial untuk menghendaki dan meredakan ketegangan dan konflik.
c. Anarkis
Adalah tindakan kekacauan.
d. Apartheid
Pembedaan warna kulit serta ras
e. Demokrasi
Adalah bentuk atau sistem pembangunan yang
seluruh rakyatnya turut memerintah dengan perantara wakilnya.
f. Disintegrasi
Adalah keadaan tidak bersatu padu, keadaan
terpecah belah, hilangnya keutuhan atau persatuan.
g. Diskriminasi
h. Dominasi
Adalah penguasaan oleh pihak lebih kuat
terhadap pihak yang lebih lemah.
i.
Etnis
j.
Etnosentrisme
k. Gender
adalah sifat yang melekat pada kaum
laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural.
l.
Idiologi
Adalah kumpulan konsep bersistem yang
dijadikan atas pendapat (kejadian)yang memberikan arah dan tujuan untuk
kelangsungan hidup.
m. Integrasi
Adalah pembauran hingga menjadi kesatuan
yang utuh atau bulat.
n. Kasta
Adalah golongan (tingkatan atau derajat)
manusia dalam masyarakat beragama hindu.
o. Kebudayaan
Adalah hasil kegiatan dan penciptaan bakal
(akal batin ) manusia seprti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
p. Kekerasan
Adalah perbuatan seseorang atau kelompok
orang yang menyebabkancedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan
barabg orang lain.
q. Kolonialisme
Adalah paham tentang penguasaan oleh suatu
negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.
r.
Konflik horizontal
Adalah konflik sosial antarpihak yang
setara keduduknnya.
s. Masyarakat
multikultural
Adalah masyarakat yang terdiri atas
berbagai macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya yang berbeda.
t.
Multikulturalisme
Adalah sebuah ideology yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individu atau budaya.[7]
5. Teori-Teori
Pendidikan Multikultural
Para pakar
memiliki pandangan berbeda terhadap multikultural dan memiliki tekanan yang
beragam dalam memahami multikultural. Pengenalan sudut pandang para pakar teori
pendidikan multikultural yang sangat membantu dalam mengenali pelaksanaan
pendidikan multikultural. Berikut ini adalah teori-teori para ahli antara lain
:
a. Horace
Kallen
Horace Kallen mengembangkan teori
pluralisme budaya. Beliau menggambarkan bahwa budaya tersebut dengan definisi
operasional sebagai menghargai berbagai tingkat perbedaan, tetapi masih dalam
batas-batas menjaga persatuan nasional.
b. James A.
Banks
James A. Banks dikenal sebagai perintis
pendidikan multikultural. Jadi penekanan dan perhatiannya difokuskan pada
pendidikannya karena beliau yakin bahwa sebagian dari pendidikan lebih mengarah
pada mengajari bagaimana berpikir daripada apa yang dipikirkan
c. Bill Martin
Bill Martin menulis bahwa keseluruhan isu
tentang multikulturalisme memunculkan pertanyaan tentang perbedaan yang nampak
sudah dilakukan dengan berbagai teori filsafat atau teori sosial sebagai agenda
sosial dan politik.
d. Martin J
Beck Matustik
Martin J Beck berpendapat bahwa perdebatan tentang masyarakat
multikultural di masyarakat Barat berkaitan dengan norma.
e. Judith M. Green
Green menunjukan bahwa mutikulturalisme
bukan hanya unik di A.S. Negara lain pun harus mengakomodasi berbagai kelompok
kecil dari budaya yang berbeda. Kelompok-kelompok ini biasanya bertoleransi
terhadap keuntungan budaya dominan. Pada akhir abad 20 telah membawa orang
Amerika pada suatu tempat “memerangi kebuntuan yang memerlukan pemikiran
kembali yang baru dan lebih dalam tentang tujuan dan materi pendidikan dalam
suatu masyarakat yang masih terus diharapkan dan dicita-citakan yang dibimbing
oleh ide demokrasi” (Green,1998).[8]
6. Pendidikan
Multikultural Dalam Tinjauan Didatik Dan Metodik
Didaktik
berasal dari bahasa Yunani yaitu “didoskein” yang berarti pengajaran atau
pembelajaran yaitu aktivitas yang menyebabkan timbulnya kegiatan atau kecakapan
baru pada orang lain. Sedangkan metodik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti pengetahuan atau cara mengajar (meneliti, mendidik, dan sebagainnya).
Aspek
didaktik pendidikan multikulltural membahas tentang kurikulum yang merupakan
salah satu aspek terpenting dalam pendidikan multikultural. Kurikulum dimaknai
sebagai kumpulan pengetahuan yang berbentuk mata pelajaran. Untuk memberikan
pendidikan multikultural, sekolah aau guru
perlu menelaahsecara kritis tentang materi atau bahan ajar yang akan
disampaikan. Kurikulum berbasis multikultural perlu memasukan materi dan bahan
ajar yang berorientasi pada penghargaan kepada orang lain.
Apek metodik
pendidikan mudalamtikultural membahas tentang strategi dan manajemen
pembelajaran yang merupakan aspek penting dalam pendidikan multikultural. Dalam
pembelajaran siswa memerlukan lingkungan fisik dan sosial yang nyaman. Untuk
menciptakan lingkungan tersebut, guru dapat mempertimbangkan aspek pencahayaan
warna, pengaturan meja kursi, tanaman, dan music. Selain lingkungan fisik dan
sosial, siswa juga memerlukan gaya pengajaran guru yang menyenangkan. Apa yang
diajarkan guru kepada siswa ditentukan sendiri oleh guru. Guru yang menggunakan
gaya kepemimpinan demokratis memberikan peluang kepada siswaa untuk menentukan
materi yang dipelajari siswa.[9]
KESIMPULAN
Pendidikan multikultural merupakan
pendidikan yang menawarkan penerapan strategi dan konsep pendidikan berbasis
keragaman yang ada di masyarakat khususnya peserta didik. Pendidikan
multikultural sangat penting di pelajari karena dapat menanamkan sikap
simpatik, respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang
berbeda.
[1] Sekar purbani kawuryan, bahan ajar mata kuliah pendidikan
multikultural(Yogyakarta:2009),hlm:2.
[2] Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Cet. VI; Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013). h. 175.
[3] Sonia Nieto, Language, Culture, and Teaching (Mahwah, NJ: Lawrence
Earlbaum, 2002), h. 29
[6] https://www.kompasiana.com/akbarisation/pentingnya-pendidikan-multikultural-di-indonesia_5518bbb0813311cb669df0df
[8] Sekar purbani kawuryan, bahan ajar mata kuliah pendidikan
multikultural(Yogyakarta:2009),hlm.23-29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar