Selasa, 08 September 2020

Konsep Dasar Pendidikan Multikultural

 

RUMUSAN MASALAH

 

1.      Pengertian pendidikan multikultural

2.      Pendidikan multicultural sebagai pendekatan

3.      Pentingnya mempelajari pendidikan multikultural

4.      Istilah-istilah pendidikan multikultural

5.      Teori-teori pendidikan multicultural

6.      Pendidikan multikultural dalam tinjauan dalam didaktik dan metodik

 


 

PEMBAHASAN

 

1.     Pengertian Pendidikan Multikultural

 

Pike (1967) mengembangkan dua istilah antropologi yaitu ethic dan emic yang selalu muncul ketika membahas multicultural atau studi budaya lain. Istilah-istilah tersebut digunakan untuk menjelaskan dua sudut pandang  dalam mempelajari perilaku multicultural. Ethic adalah sudut pandang dalam mempelajari budaya dali luar budaya dan merupaka pendekatan awal dalam mempelajari suatu sistem budaya asing. Emic merupakan studi perilaku dari dalam sistem budaya tersebut (segall, 1990). Ethic merupakan aspek kehidupan yang muncul konsisten pada satu budaya, sedangkan emic adalah aspek kehidupan yang muncul dan benar hanya pada satu budaya tertentu. Kedua konsep ini sangat penting dan menjadi dasar memahami budaya dalam pendidikan multikultural.[1]

Menurut James Banks dalam Choirul Mahfud, mengartikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan yang ingi mengeksplorasi perbedaan sebagai anugerah Tuhan dan bagaimana seseorang mampu mensikapi perbedaan tersebut dengan penuh toleran dan semngat egaliter.[2] Sonia Nieto juga mengemukakan bahwa pendidikan multikultural merupakan proses pendidikan yang mendasar bagi semua peserta didik dengan model pendidikan yang menentang rasisme dan diskriminasi di sekolah dan masyarakat dengan menerima semua etnik, ras, agama, bahasa, ekonomi, jender, dan lain-lain).[3] Sedangkan menurut Musya Ay’arie pendidikan multikultural didefinisikan sebagai prose penanaman cara hidup yang menghargai, tulus, dan toleran dan toleran terhadap keanekaragaman budaya yang hidup di tengah masyarakat.[4]

Pendidikan multikultural merupakan model pendidikan yang menawarkan salah satu alternative melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada peserta didik seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, ras, status sosial, gender, kemampuan, dan umur.

 

2.     Pendidikan Multikultural Sebagai Pendekatan

pendekatan yang mungkin dilakukan dalam pendidikan multikultural adalah sebagai berikut:

1.      Pendekatan historis

Pendekatan ini menggunakan cara mengajar dengan menengok kembali ke belakang. Maksudnya agar pengajar dan pembelajar dapat dengan komplit sampai ke belakang untuk mereflesikan untuk masa sekarang atau mendatang. Dengan demikian materi yang diajarkan bias ditinjau secara kritis dan dinamis.

2.      Pendekatan Sosiologis

Pendekatan ini mengandaikan terjadinya proses kontekstualisasi apa yang pernah terjadi dimasa sebelumnya atau datangnya di masa lampau. Dengan pendekatan ini materi yang diajarkan bisa menjadi actual, bukan karena dibuat-buat tetapi karena senantiasa sesuai dengan perkembangan zaman yang terjadi, dan tidak bersifat indoktrinisasi karena kerangka  berpikir yang dibangun adalah kerangka berpikir kekinian. Pendekatan ini bisa digabungkan dengan metode kedua,yakni metode pengayaan.

3.      Pendekatan Kultural

Dengan pendekatan ini pembelajar bisa melihat mana tradisi yang otentikdan mana yang tidak. Secara otolatis pembelajar juga bisa mengetahui mana tradisi arab dan mana tradisi yang datang dari islam

4.      Pendekatan psikologis

Pendekatan ini berusaha memperhatikan situasi psikologis seseorang  secara tersendiri dan mandiri. Artinya masing-masing siswa harus dilihat sebagai manusia mandiri dan unik dengan karakter dan bakat yang dimilikinya. Pendekatan ini menuntut seorang siswa harus cerdas dan pandai melihat kecenderungan pembelajar sehingga ia mengetahui metode-metode yang mana saja yang cocok untuk pembelajar.

5.      Pendekatan estetik

Pendekatan estetik mengajarkan siswa untuk berlaku sopan dan santun, damai, ramah, dan mencintai keindahan. Karena segala materi jika hanya didekati secara doctrinal dan menekan adanya otoritas-otoritas kebenaran maka siswa cenderung bersikap kasar. Sehingga mereka memerlukan pendekatan ini untuk mengapresiasikan segala gejala yang terjadi di masyarakat dengan melihatnya sebagai bagian dari dinamika kehidupan yang bernilai seni dan estetis.

6.      Pendekatan berprespektif gender

Dengan pendekatan ini, segala bentuk konstruksi sosial yang ada di sekolah yang menyatakan bahwa permpuan berada di bawah laki-laki bisa dihilangkan.[5]

3.     Pentingnya Mempelajari Pendidikan Multikultural

Imron Mashadi (2009) pendidikan multikultural bertujuan untuk mewujudkan bangsa yang kuat dan sejahtera tanpa memandang perbedaan etnik, ras, budaya, agama, dan bahasa dengan semangat membangun kekuatan diseluruh sector hingga tercapai kemakmuran bersama. 8 aspek yang mencakup tujuan pendidikan multikultural,yaitu:

1.      Pembangunan literasi etnis dan budaya

2.      Perkembangan pribadi

3.      Klarifikasi nilai dan sikap

4.      Menciptakan persamaan peluang pendidikan bagi semua siswa yang berbeda ras,suku,etnis,kelas sosoal,dan kelompok budaya

5.      Membantu siswa memperoleh pengetahuan,sikap, dan keterampilan yang diperlukan pada masyarakat demokrasi-pluraristik

6.      Persamaan dan keunggulan pendidikan

7.      Memperkuat pribadi untuk reformasi sosial

8.      Memiliki wawasan kebangsaan atau kenegaraan yang kokoh.[6]

4.     Istilah-Istilah Dalam Pendidikan Multikultural

a.       Adat istiadat

Adalah turunan yang sudah mantap dan mencakup segala konsepsi segala sistem budaya dengan suatu kebudayaan untuk mengatur tindakan manusia dalam kehidupan sosial.

b.      Akomodasi

Adalah peyesuaian manusia dalam kesatuan sosial untuk menghendaki dan meredakan ketegangan dan konflik.

c.       Anarkis

Adalah tindakan kekacauan.

d.      Apartheid

Pembedaan warna kulit serta ras

e.       Demokrasi

Adalah bentuk atau sistem pembangunan yang seluruh rakyatnya turut memerintah dengan perantara wakilnya.

f.       Disintegrasi

Adalah keadaan tidak bersatu padu, keadaan terpecah belah, hilangnya keutuhan atau persatuan.

g.      Diskriminasi

h.      Dominasi

Adalah penguasaan oleh pihak lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah.

i.        Etnis

j.        Etnosentrisme

 

k.      Gender

adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural.

l.        Idiologi

Adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan atas pendapat (kejadian)yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.

m.    Integrasi

Adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.

n.      Kasta

Adalah golongan (tingkatan atau derajat) manusia dalam masyarakat beragama hindu.

o.      Kebudayaan

Adalah hasil kegiatan dan penciptaan bakal (akal batin ) manusia seprti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

p.      Kekerasan

Adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkancedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan barabg orang lain.

q.      Kolonialisme

Adalah paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.

r.        Konflik horizontal

Adalah konflik sosial antarpihak yang setara keduduknnya.

s.       Masyarakat multikultural

Adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya yang berbeda.

t.        Multikulturalisme

Adalah sebuah ideology yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individu atau budaya.[7]

5.     Teori-Teori Pendidikan Multikultural

Para pakar memiliki pandangan berbeda terhadap multikultural dan memiliki tekanan yang beragam dalam memahami multikultural. Pengenalan sudut pandang para pakar teori pendidikan multikultural yang sangat membantu dalam mengenali pelaksanaan pendidikan multikultural. Berikut ini adalah teori-teori para ahli antara lain :

a.       Horace Kallen

Horace Kallen mengembangkan teori pluralisme budaya. Beliau menggambarkan bahwa budaya tersebut dengan definisi operasional sebagai menghargai berbagai tingkat perbedaan, tetapi masih dalam batas-batas menjaga persatuan nasional.

b.      James A. Banks

James A. Banks dikenal sebagai perintis pendidikan multikultural. Jadi penekanan dan perhatiannya difokuskan pada pendidikannya karena beliau yakin bahwa sebagian dari pendidikan lebih mengarah pada mengajari bagaimana berpikir daripada apa yang dipikirkan

c.       Bill Martin

Bill Martin menulis bahwa keseluruhan isu tentang multikulturalisme memunculkan pertanyaan tentang perbedaan yang nampak sudah dilakukan dengan berbagai teori filsafat atau teori sosial sebagai agenda sosial dan politik.

d.      Martin J Beck Matustik

       Martin J Beck berpendapat bahwa perdebatan tentang masyarakat multikultural di masyarakat Barat berkaitan dengan norma.

e.        Judith M. Green

Green menunjukan bahwa mutikulturalisme bukan hanya unik di A.S. Negara lain pun harus mengakomodasi berbagai kelompok kecil dari budaya yang berbeda. Kelompok-kelompok ini biasanya bertoleransi terhadap keuntungan budaya dominan. Pada akhir abad 20 telah membawa orang Amerika pada suatu tempat “memerangi kebuntuan yang memerlukan pemikiran kembali yang baru dan lebih dalam tentang tujuan dan materi pendidikan dalam suatu masyarakat yang masih terus diharapkan dan dicita-citakan yang dibimbing oleh ide demokrasi” (Green,1998).[8]

6.     Pendidikan Multikultural Dalam Tinjauan Didatik Dan Metodik

Didaktik berasal dari bahasa Yunani yaitu “didoskein” yang berarti pengajaran atau pembelajaran yaitu aktivitas yang menyebabkan timbulnya kegiatan atau kecakapan baru pada orang lain. Sedangkan metodik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pengetahuan atau cara mengajar (meneliti, mendidik, dan sebagainnya).

Aspek didaktik pendidikan multikulltural membahas tentang kurikulum yang merupakan salah satu aspek terpenting dalam pendidikan multikultural. Kurikulum dimaknai sebagai kumpulan pengetahuan yang berbentuk mata pelajaran. Untuk memberikan pendidikan multikultural, sekolah aau guru  perlu menelaahsecara kritis tentang materi atau bahan ajar yang akan disampaikan. Kurikulum berbasis multikultural perlu memasukan materi dan bahan ajar yang berorientasi pada penghargaan kepada orang lain.

Apek metodik pendidikan mudalamtikultural membahas tentang strategi dan manajemen pembelajaran yang merupakan aspek penting dalam pendidikan multikultural. Dalam pembelajaran siswa memerlukan lingkungan fisik dan sosial yang nyaman. Untuk menciptakan lingkungan tersebut, guru dapat mempertimbangkan aspek pencahayaan warna, pengaturan meja kursi, tanaman, dan music. Selain lingkungan fisik dan sosial, siswa juga memerlukan gaya pengajaran guru yang menyenangkan. Apa yang diajarkan guru kepada siswa ditentukan sendiri oleh guru. Guru yang menggunakan gaya kepemimpinan demokratis memberikan peluang kepada siswaa untuk menentukan materi yang dipelajari siswa.[9]

 

KESIMPULAN

Pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang menawarkan penerapan strategi dan konsep pendidikan berbasis keragaman yang ada di masyarakat khususnya peserta didik. Pendidikan multikultural sangat penting di pelajari karena dapat menanamkan sikap simpatik, respek, apresiasi, dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda.



[1] Sekar purbani kawuryan, bahan ajar mata kuliah pendidikan multikultural(Yogyakarta:2009),hlm:2.

[2] Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Cet. VI; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013). h. 175.

[3] Sonia Nieto, Language, Culture, and Teaching (Mahwah, NJ: Lawrence Earlbaum, 2002), h. 29

 

[8] Sekar purbani kawuryan, bahan ajar mata kuliah pendidikan multikultural(Yogyakarta:2009),hlm.23-29

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guru yang Baik dan Professional dalam Mengajar

Guru yang Baik dan Profesional               Guru adalah orang tua kedua bagi para siswa ketika berada di sekolah. Yang tugasnya tidak h...