Sabtu, 03 Oktober 2020

Makalah Nahwu Tentang Maf'ul Fiih " مفعول فيه "

 

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Quran dalam bahasa Arab (bahasa yang sebaik-baik, bahasa yang seindah-indah dari bahasa lainnya) dan telah memberikan kemudahan dalam mempelajarinya. Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah Rasul Allah yang diutus dengan membawa ajaran dan pedoman hidup yang baik untuk manusia di dunia dan akhirat.

Sebagai umat islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al-Quran dan Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran islam yang harus kita pegang teguh. Tentunya kita tidak mungkin memahami kedua sumber tersebut kecuali setelah mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab, khususnya ilmu Nahwu dan Sharaf, karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari Al-Quran dan Sunnah.

Dalam makalah ini, penulis mencoba memberikan penjelasan tentang salah satu objek kajian ilmu Nahwu yaitu tentang Maf”ul Fih. Semoga dengan dibuatnya makalah ini menjadi bekal yang bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis, untuk memperoleh berbagai kemudahan dalam mempelajari Al-Quran dan Sunnah. Amin.

Walaupun demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan serta keterbatasan dalam pembahasan makalah ini. Untuk itu saran, kritik serta koreksi sangat penulis harapkan untuk memperoleh sebuah kesempurnaan di masa depan kelak. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata.

 


 

Penyusun

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.. ii

DAFTAR ISI. iii

BAB I. 4

PENDAHULUAN.. 4

A. Latar belakang masalah. 4

B. Rumusan masalah. 4

C. Tujuan. 4

BAB II. 2

PEMBAHASAN.. 2

A. Pengertian Maf’ul Fiih (zharaf). 2

B. Zharaf Zaman. 2

C. Zharaf Makan. 4

BAB III. 8

PENUTUP.. 8

A. Kesimpulan. 8

B. Saran. 8

DAFTAR PUSTAKA.. 9


BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar belakang masalah

Untuk dapat mengusai al-Qur’an dan sunnah serta bahasa arab, baik dalam menuis, membaca dan melafalkan maka harus mengusai kaidah-kaidah yang ada di dalamnya. Untuk belajar bahasa dan susunan kata tersebut perlu adanya ilmu Nahwu. Ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari yang mempelajari kaidah-kaidah dalam bahasa arab.

B. Rumusan masalah

1.      Apa Pengertian Maf’ul Fiih?

2.      Apa Pengertian Zharaf Zaman?

3.      Apa Pengertian Zharaf Makan?

C. Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui pengertian dari maf’ul fiih

2.      Untuk mengetahui pengertian dari zharaf zaman

3.      Untuk mengetahui pengertian zharaf makan

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Pengertian Maf’ul Fiih (zharaf)

Maf’ul  fih  adalah  isim  manshub  yang  disebutkan  untuk  menjelaskan waktu atau  tempat  terjadinya  fi’il  (yaitu  menjadi  jawaban  dari pertanyaan “Kapan atau dimana terjadinya fi’il?”). Maf’ul fih juga dinamakan zharaf zaman apabila menunjukkan kepada waktu  terjadinya  fi’il  dan  dinamakan zharaf  makan apabila menunjukkan kepada tempat terjadinya fi’il.

B. Zharaf Zaman

Definisi zharaf zaman:

ظرف الزمان هو اسم الزمن المنصوب بتقدير في. نحو اليوم و الليلة و غدوة و بكرة وسحرا وغدا وعتمة وصباحا ومساء وأبدا وأمدا وحينا وماأشبه ذلك.

Artinya: zharaf zaman adalah isim zaman (waktu) yang dibaca nashob, dengan memperkirakan makna في (pada/dalam), seperti lafadh:

 اليوم و الليلة و غدوة و بكرة وسحرا وغدا وعتمة وصباحا ومساء وأبدا وأمدا وحينا وماأشبه ذلك.

dan lafadh yang menyerupainya.

Contoh: صمت اليوم

Dari pengertian zharaf zaman tersebut, memberi kepahaman, bahwa:

1)   Zharaf zaman terbuat dari isim zaman (kalimah isim yang menunjukkan arti zaman/waktu) seperti :


a.       يوما (hari)

b.      ليلة (malam hari)

c.       غدوة (pagi hari)

d.      بكرة (waktu pagi)

e.       سحرا (waktu sahur)

f.       غدا (besok)

g.      عتمة (waktu sore/isya’)

h.      صباحا ( waktu pagi)

i.        مساء ( waktu sore)

j.        أبدا (selamanya)

k.      أمدا (selamanya)

l.        حينا (ketika), dll.

Isim zaman diperbolehkan ditarkib menjadi zharaf secara mutlak yakni, baik berupa mubham/mukhtash atau selainnya seperti berupa musytaq (tercetak) dari amilnya. Dan baik berupa nakiroh atau ma’rifat sebab kemasukan Al dan diidhofahkan. Adapun isim zaman yang bisa ditarkib menjadi zharaf ada 2 macam:

a.    Isim zaman mubham, adalah isim yang menunjukkan kadar waktu yang tidak jelas batasannya, seperti:

a.       أبدا (selamanya)

b.      حينا (ketika),

c.       أمدا (selamanya)

d.      وقتا (pada waktu)

e.       زمانا (semasa)

b.    Isim zaman mukhtash, adalah isim yang menunjukkan kadar waktu yang jelas dan terbatas, seperti:

a.       ساعة (satu jam)

b.      يوم (sehari)

c.       ليلة (semalam)

d.      اسبوع (seminggu)

e.       شهر (sebulan)

f.       سنة (setahun)

g.      عام (setahun)

h.      اسماء الشهور (nama-nama bulan)

i.        ايام الأسبوع (nama-nama hari)

2)      Dibaca nashob, dinashobkan oleh amil.

Adapun amil yang menashobkan zharaf zaman yaitu:

a.         Kalimah fi’il. Contoh: صمت اليوم (aku berpuasa pada hari ini)

b.    Syibeh fi’il yaitu isim sifat dan mashdar. Contoh:

خالد مسافر يوم السبت (kholid orang yang berpergian pada hari sabtu)

c.  Zharaf zaman pasti mengira-ngirakan makna huruf

Apabila isim zaman tidak mengira-ngirakan makna huruf في, maka isim zaman tersebut tidak ditarkib menjadi zharaf, melainkan ditarkib dengan selainnya seperti menjadi mubtada’, khobar, fa’il atau maf’ul bih dan sebagainya. Contoh:

mubtada’: يومنا يوم سعيد  (hari kita adalah hari keberuntungan)

khobar: هذا يوم مبارك  (ini hari penuh barokah)

Fa’il: جاء يوم الجمعة  (tela tiba hari jum’at)

Maf’ul bih: ولا تضيع ايام شبابك (jangan engkau sia-siakan hari-hari mudamu!)

C. Zharaf Makan

Definisi zharaf makan:

و ظرف المكان هو اسم المكان المنصوب بتقدير في. نحو امام و خلف و قدام  و وراء و فوق و تحت و عنر و مع و أزاء و حذاء و تلقاء و ههنا و هننا و ثم وماأشبه ذلك.

Artinya: zharaf makan adalah isim makan(tempat)yang dibaca nashob dengan memperkirakan makana  في(di), seperti:

امام و خلف و قدام  و وراء و فوق و تحت و عنر و مع و أزاء و حذاء و تلقاء و ههنا و هننا و ثم. dan lafadh yang menyerupainya.

Contoh: قمت املم الدار (aku berdiri di depan rumah)

Dari pengertian zharaf makan tersebut memberi kepahaman bahwa:

1)    Zharaf makan terbuat dari isim makan (kalimah isim yang menunjukkan arti tempat). Adapun isim makan yang bisa ditarkib menjadi zharaf ada 3 macam:

a.       isim makan mubham adalah isim yang menunjukkan arti tempat yang tidak jelas batasnya yakni, tidak memiliki bentuk yang bisa dilihat oleh panca indra, dan bentuknya tidak terbatas. Seperti Asma’ Al-Jihaat As-sitti (isim-isim yang menunjukkan enam arah)

a)      فوق (atas)

b)      تحت (bawah)

c)      يمين (kanan)

d)     شمالا (kiri)

e)      أمام (depan)

f)       خلف (belakang)

Dan selain itu, seperti:

a)      قدام (di depan)

b)      وراء (di belakang)

c)      عند (di sisi)

d)     مع (beserta)

e)      إزاء (di depan)

f)       حذاء (di dekat)

g)      تلققاء (di hadapan)

h)      هنا (di sini)

i)        ثم (di sana)

Untuk isim makan mukhtash (kebalikan dari isim makan mubham) tidak boleh dibaca nashob dengan menjadi zhorof. Contoh: جلست الدار akan tetapi wajib dibaca jar, di jarkan oleh huruf jar في maka menjadi جلست في الدار

b.           Asmaul maqodir (nama ukuran)

a)              ميل (satu mil)

b)              فرسخ (satu farsyakh)

c)              بريد (satu barid)

d)             قصبة (sebatang bambu)

e)              كيلومتر (satu kilometer)

c.       Isim makan yang musytaq (tercetak dari amilnya)

Contoh: جلست مجلس زيد  (aku duduk di tempat duduknya zaid)

Catatan: diperbolehkannya menarkib zharaf pada isim makan yang musytaq, ini apabila ia musytaq dari amilnya seperti contoh diatas. Sedangkan isim makan yang tidak musytaq dari amilnya tidak boleh ditarkib menjadi zharaf, maka tidak boleh mengatakan:

دعوت مجلس زيد (saya berdo’a ditempat duduk zaid), kalau terpaksa ingin arti seperti itu, maka lafadh مجلس dijarkan dengan huruf  فيmenjadi دعوت في مجلس زيد

2)     Dibaca nashob, dinashobkan oleh amil.

Adapun amil yang menashobkan zharaf makan yaitu:

a.       kalimah fi’il. Contoh: ضربت زيدا أمام  الامير

b.      syibeh fi’il yaitu isim sifat dan masdar.

Contoh  1: عجبت من ضربك زيدا عند الامير

Contoh 2:   أنا ضارب زيدا عندك

c.       Mu’awwal dengan syibeh fi’il.

Contoh: أنا أسد عندك اى شجاع (aku adalah pemberani di sampingmu)

3)        Zharaf makan pasti mengira-ngirakan makna huruf في

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Maf’ul  fih  adalah  isim  manshub  yang  disebutkan  untuk  menjelaskan waktu atau  tempat  terjadinya  fi’il  (yaitu  menjadi  jawaban  dari pertanyaan “Kapan atau dimana terjadinya fi’il?”). Maf’ul fih juga dinamakan zharaf zaman apabila menunjukkan kepada waktu  terjadinya  fi’il  dan  dinamakan zharaf  makan apabila menunjukkan kepada tempat terjadinya fi’il.

B. Saran

Kami penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan, dan jauh Dari kesempurnaan. Kami penulis akan memperbaiki makalah dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca. Kami menyarankan para pembaca tidak hanya berpedoman pada makalah ini, tetapi juga memahami dari banyak sumber referensi yang terpecaya.

 

DAFTAR PUSTAKA

An’am, Abu. 2007. Sang Pangeran Nahwu Al Jurumiyah. Jawa Barat: Mu’jizat Group.

Ni’mah, Fuad. 2015. Terjemah mulakhos. Jakarta: Abu Ahmad A-mutarjim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Guru yang Baik dan Professional dalam Mengajar

Guru yang Baik dan Profesional               Guru adalah orang tua kedua bagi para siswa ketika berada di sekolah. Yang tugasnya tidak h...