BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Sharaf adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan bentuk kata kebentuk yang lain, baik perubahan huruf maupun susunan kata. Ilmu sharaf tidak membahas i’rab atau baris diujung kata atau kalimat.
Dalam mempelajari ilmu sharaf terdapat banyak pembahasan, tetapi dalam makalah yang kami buat hanya membahas tentang Isim Tasniyah, Jama’ Mudzakar Salim, dan Jama’ Mu’annas Salim.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Isim Tasniyah
2. Pengertian Jama’ Mudzakar Salim
3. Pengertian Jama’ Mu’annas Salim
C. Tujuan
1. Tujuan dari makalah ini agar pembaca dapat mengetahui perbedaan Isim Tasniyah, Jama’ Mudzakar Salim, dan Jama’ Mu’annas Salim didalam mengetahui sebuah kalimat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Isim Tasniyah
A. Pengertian Isim Tasniyah
(Alfiyyah Ibnu Malik)
بِالاْءَلِفِ ارَ فَعِ الُمثَنَى وَ كِلَ # اِذَ بِمُضمَرٍ مُضَفًا وُ صِلاَ
ؤَهُؤَلَفْظٌ دَلَّ عَلَى اِثْنَيْنِ بِزِيَادَةٍ فِيْ اَخِرِهِ اغْنَتْ عَنِ اْلْعَا طِفِ ؤَالْمَعْطُوْفِ صَالِحٌ لَلتَّجْرِىْدِ ؤَعَطْفُ مِثْلِهِ عَلَيْهِ
Yaitu lafazh yang menunjukkan makna dua, dengan adanya harf tambahan diakhir dan telah mencukupi dari harf ‘athof dan lafazh yang di’athofkan yang tambahan tersebut pantas dihilangkan dan meng’athofkan sesamanya lafazh pada lafazh tersebut.
Contoh lafadz: الزَيْدَانِ itu akhirnya ada huruf tambahanya alif dan nun ketika tingkah rafa’ nasob dan jarnya itu pakai ya’ dan nun. Maksud dari mencukupi harf athof itu sudah cukup lafadz di katakan الزيدان tidak di ucapkan زَيْدٌ وزيد
Pengertian Isim Tatsniyyah dalam kitab Mukhtashor Jiddan
مَا دَلَّ عَلى اْثْنَيْنِ بِاَألِفِ وَنُوْ نِ فِى حَا لَةِ الرَّ فَعِ وَياْءٍ وَنُوْ نٍ فِى حَا لَتِي الَنصْبِ وَالْجَرِ
Suatu lafadh yang menunjukan arti dua dengan di tambah alif an nun pada akhirnya manakala ROFa’ dan ditambah YA’ dan NUN manakala Nashob dan JAR
Contoh dalam Al – Qur’an :
Tingkah rafa’ : وَدَخَلَ مَعَهُ السِّجْنَ فَتَيَانِ (QS.Yusuf :36)
Tingkah nasab رَبَنَا وَا جْعَلْنَا مُسْلِمِيْنَ لَكَ : (QS.Al - Baqarah :128)
Contoh dalam Hadist :
Tingkah rafa’ : بَابَانِ مُعَجَّلاَنِ عُقُوْبَتُهُمَا فِى الدُّنْيَا,اَلْبَغْيُ وَاْلعُقُوْقُ (رواه الحاكم )
Tingkah nasab : ذُواْلوَجْهَيْنِ فِى الدُّنْيَاياْتِى يَوْاْلقِيَامَةِ وَلَهُ وَخْهَانِ مِنْ نَارٍ (رواه الطبرانى عن سعد )
Tingkah jar : اِذَا قُرِّبَ اِلَى اَحَدِكُمْ طَعَامُهُ وَفِى رِجْلَيْهِ نَعْلاَنِ فَلْيَنْزِعْ نَعْلَيْهِ, فَاءِنَّهُ اَرْوَحُ لِلْقَدَ مَيْنِ, وَهُوَ مِنَ السُّنَةِ (روا ه ابو يعلى عن ا نس)
B. Syarat-Syaratnya Mutsanna
Syarat-syarat dari mutsanna terkumpul dalam bait berikut :
شَرْطُ الْمُثَنَّى اَنْ يَكُؤنَ مُعْرَبَ ؤمُفْرَدًا مُنَكَّرًا مَا رُكَّبَا مُؤَافِقًا فِي الْلَّفْظِ وَالمَعنَى لَهُ مُمَاثِلٌ لَمْ يُغْنِ عَنْهُ غَيْرُهُ
Syarat suatu lafazh dapat ditatsniyahkan ada delapan yaitu :
1.) Mufrod
Seperti : lafazh زَيْدٌ menjadi اَلزَّيْدَانِ
Sedang isim mutsanna dan jama’ (mudzakar salim, mu’annats salim) tidak bisa ditatsniyahkan, karena akan menimbulkan dua i’rob dalam satu kalimat. Karena lafazh اَلزَّيْدَانِ akan menjadi اَلزَّيْدَانَانِ
2.) Mu’rab
Kalimat isim yang mabni tidak bisa ditatsniyyahkan, seperti isim istifham, isim mausul, isim fi’il, isim isyaroh dan lain-lain sedang lafazh ذَانِ , تَانِ, اَللَّذَانِ, اللَّتَانِ
Adalah lafazh yang disamakan dengan mutsanna ( mulhaq bilmutsanna ) maksudnya bukan mutsanna yang haqiqi.
3.) Munakkar (dinakirrahkan)
Isim ‘alam (nama orang) tidak bisa ditatsniyyahkan selama masih menetapi sifat ‘alamiyahnya, maka ketika hendak ditatsniyyahkan terlebih dahulu dikira-kirain kenakirohannya, caranya dengan menta’wil salah satu dari orang yang namanya Zaid dari sekian banyak orang yang namanya Zaid (Hal ini jika yang di tatsniyyahkan lafazh-lafazh Zaid).
4.) Ghoiru Tarkib (tidak tersusun)
Lafazh yang ditarkib (baik tarkib isnadi, idlofi, mazji) tidak boleh ditatsniyyahkan
5.) Ittifaqul Lafdzi (sesuai dengan lafazhnya)
Seperti : lafazh اَّلزَّيدانِ untuk zaid dan zaid.
Sedang lafazh اَلعُمَرَانِ untuk Umar dan Amr, itu bukan mutsanna haqiqi.
6.) Ittiffaqul Makna (sesuai dengan maknanya)
Maka tidak boleh mentatsniyyahkan lafazh dengan menghendaki
Maka haqiqot dan makna majasnya sekaligus, seperti lafazh-lafazh اَلِّلسَانَأنِ
Yang dikehendaki lisan dan pena, sedang maqolah اَلِّسَانَيْنِ الْقَلَمُ اَحَدُ ( pena itu salah satu dari lisan) hukumnya syadz.
7.) Mumatsil (memiliki kesamaan dalam wujudnya)
Lafazh قَمَرٌ dan شَمْشٌ tidak boleh ditatsniyyahkan, karena tidak ada yang menyamai dalm wujudnya
8.) Tatsniyyahnya Tidak Dicukupkan Dengan Lafazh Lain
Lafazh yang tatsniyyahkan sudah dicukupkan dengan lafazh lain, itu tidak boleh ditatsniyyahkan. Seperti ,ثَلاَثةٌ اَرْبَعَةٌ tidak boleh ditatsnuyyahkan, karena dicukupkan dengan lafazh سِتَّةٌ dan سَمَانيةٌ .
C. I’robnya Mutsanna dan Mulhaq bil mutsanna
Isim musanna dan mulhak bil musanna i’robnya menggunakan i’rob niyabah yang berupa harf, yaitu dengan ditandai alif krtika rafa’ dan ketika tingkah nasob dan jar
Contoh :
Tingkah rafa’ : جَاءَ الزَّيْدَا نِ
Tingkah nasob :رَاءَ يْتُ الزّيْدَيْن
Tingkah jar :مَرَ رْ تُ بِا الزَّيْدَيْنِ
2. Jama’ Mudzakkar Salim
A. Pengertian Jama’ Mudzakkar Salim
)al amrithi)
Nadhom:
وَلْوَاوُ فِي جَمْعِ الذُّ كُوَرِ السَّا لِمِ # كَالصَّا لِحُوْنَ هُمْ أَوْ لُوْالمَكَارمِ
كُلُّ اِسْمٍ دَلَ عَلىَ اَ كْثَرِ مِنَ اثْنَيْنِ بِزِ يَادَةٍ الْوَاوُ وَالنُّوْ نِ فِى اَخِرِهِ رَفَعًا وَالْيَاءً وَالنُّوْ نِ نَصْبًا وَجَرَا اْلمُقَدِرَ اِنْفِصَا لِهَا
Setiap isim yang menunjukan arti lebih dari dua dengan menambahkan wawu dan nun pada akhirnya,ketika rofa’ dan menambahkan ya’ dan nun ketika tingkah nasob dan jarr, dimana huruf tambahan tersebut di kira kirakan terpisah darinya (tidak dianggap bagian isim tersebut)
Pengertian Jama’ Mudzakar Salim
(alfiyah ibnu malik)
Nadhom: وَارْفَعَ بِوَاوٍ وَبِيَا اجْرُرَ وَانْصَبِ # سَالِمَ جَمْعِ عَا مِرٍ وَمَذَ نِبِ
Keterangan: jama’ mudzakar salim yaitu ketika tingkah rofa’ di tandai dengan wawu dan ketika tinggkah nasob dan jar di tandai dengan ya’ yg jatuh setelah kharakat kasroh.
Contoh dalam Al – Qur’an :
Tingkah rafa’ : قَدْ أَفْلَحَ اْلمُؤْمِنُوْنَ (Al-Mu’minun :1)
Tingkah nashab : ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاَيَاتِ الله ِوَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيِيْنَ بِغَيْرِ اْلحَقِ(Al-Baqarah : 8)
Tingkah jar : الْخَبِيْثاَتُ لِلْخَبِثِيْنَ وَلْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوُنَ لِلطَّيِّباَتِ(An-Nur:26)
Contoh dalam Hadits :
Tingkah rafa’ : اَفْضَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ اِسْلاَمًا مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَا نِهِ وَيَدِهِ..(رواه الطبرا نى عن ابن عمر)
Tingkah nashab : خَالِفُوْااْلمُشْرِكِيْنَ اَحْفُواالشَّوَارِبَ, وَاَوْفِرُوااللِحَى. (رواه البخرى ومسلم عن عمر)
Tingkah jar : مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, وَشَرَّاْلاُمُوْرِمُحْدَثَاتُهَاوَاِنَّ مَاتُوْعَدُوْنَ لاَتٍ وَمَااَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ (رواه البخارى) اِنَّ اَحْسَنَ اْلحَدِ يْثِ, كِتَابُ اللَّهِ , وَاَحْسَنَ الْهَدْ ىِ هَدْيُ
B. Syarat Syarat Jama’ Mudzakar Salim
Lafadz lafadz yang bisa dijama’kan mudzakar salim itu dibagi dua
1. Isim Jamid
a.) Syarat syarat isim jamid
1. Berupa isim alam
Seperti lafadz: عَا مر (pak amir)
2. Alam untuk mudzakar
Seperti: زَيْدٌ dan عُمَرٌ nama untuk laki laki jika perempuan maka gak boleh dijama’kan mudzakar
3. Alam yang berakal
Seperti lafadz: وشق (nama anjing yang galak) dan lafadz لأحق (nama dari kuda yang kencang larinya)itu tidak bisa dijakan mudzakar salimkan . yg bisa seperti nama orang زيد
4. Alam yang tidak ada ta’ ta’nisnya
Seperti lafadz طلحة tidak boleh di jama’kan طَلْحَتُوْن
Tetapi ulama’ kufah dan abu hasan bin khisan.memperbolehkan membuat jama’ mudzakar dari isim alam yg di akhiri ta’ta’nis dengan syarat ta’ ta’nisnya di buang jadi جاء الطلخون
5. Alam yang tidak berupa tarkib
Seperti lafadz: بَرِقِ نَخْرُهُ (pak barki nahru)
Boleh menjama’kan dengan menambahkan lafa ذو di depanya
Seperti lafadz: جَاءَ ذُوْ بَرْقِ نَخْرُهُ
6. Alam yang berupa tarkib idhofi
Contoh عبد الله kalau di jamakan menambahi huruf wawu sebelum mudhof ilaih عبدوا الله (telah datang beberapa abdullah)
7. Isim alam yang sepi dari i’rob dengan dua hurf
Nama orang yang berupa isim tasniyah dan jamak tidak boleh di jamakkan mudzakar salimkan.
8. Dinakirohkan
Seperti lafadz: زيد kalau mau buat jama’ mudzakar salim harus dikasih AL : الزيدون
2. Isim Sifat
Syarat Syarat Isim Sifat
1.Sifat untuk mudzakar
Sifat yg tertentu untuk perempuan tidak bisa dija’kan mudzakar salim
Contoh: حائض (wanita haid) dan حبلى (wanita hamil)
2.Sifat yang memiliki akal
Contoh: علم ( mengetahui )
3.Sifat yang tidak ada ta’ ta’ nisnya
Contoh:اَحْمَر ( merah )
4.Sifat yang bisa menerima ta’ ta’nis
Contoh: مُسْلِم (orang islam) di kasih tak ta’nis مسلمة
C. Ikrobnya Jama’ Mudzakar Salim Dan Mulhaqnya
Lafadz yg telah di jama’kan mudzakar salim dan telah memenuhi syarat syaratnya itu dinamakan jama’mudzakar salim yg khaqiqi dan sedangkan yg tidak memenuhi syarat syarat nya itu dinamakan mulkhaq dan ikrobnya tetap disamakan yang khaqiqi. ikrobnya ketika rofa’ menggunakan wawu dan ketika nasob jar menggunakan ya’.
D. Hukum Nun Tasniyah Dan Jama’ Mudzakar Salim
Nunya isim tasniyah dan yg dimulhaqkanya itu nunya dibaca kasroh dan dibaca fathah itu sedikit terjadi. Seperti lafadz:
عَلَى أَحْوَذَيْيِنَ اِسْتَقَلَتْ عشية # فَمَا هِىَ اِلأَ لَمْحَةٌ ثُمَّ تَعِيْبُ
Burung qothu itu terkadang dengan kedua sayapnya terbang disore hari
Ia tampak jelas sekilas sekali pandang kemudian hilang kembali
Sedangkan hukum nunya jama’ mudzakar salim dan yg dimulkhaqkanya
Itu dibaca fathah.
Contoh:
رَاَيْتُ اْلحَفِظِيْنَ لِأاَلْفِيَةِ اِبْنِ مَالِكٍ
Saya telah melihat orang orang yang hafal alfiyah ibnu malik
Dan sedikit sekali yg membaca kasroh nunya jama’ mudzakar salim
Dan yg dimulhaqkanya
Seperti contoh: عَرَفْنَا جَعْفَرًا وَبْنِي أَبِيْهِ # وَأَنْكَرْنَا زَعَانِفَ أَخْرِيْنِ
Saya mengenal ja’far dan anak anak lelaki ayahnya dan saya tidak mengenal anak anak angka
tnya yang lain.
4. Jama’ Muannas Salim
(al fiyah ibnu malik)
وَمَا بِتَا وَأَلِفٍ قَدْ جُمِعَا # يَكْسَرُ فِي اْلجَارِي وَفِي النَّصْبِ مَعَا
Lafadz yg dijama’kan dengan alif dan ta’ yaitu jama’ muanassalim itu ketika tingkah rafa’ ditandai dengan dhomah dan sama sama dikasrohkan pada tingkah jar dan nasabnya.
(al imrity )
اِسْمَ يَدُلُ مَعْنَى مُوْءَنَثِ كَثِرَة ٍبِزِيَدة ٍأَلْفِ وَتَاءِ فِى اَخِرِهِ
Kalimah isim yg menunjukan makna perempuan banyak dengan cara menambahkan alif dan ta’ di akhirnya.
Contoh dalam Al – Qur’an :
Tingkah rafa’ :وَاْلمُوْء مِنُوْنَ وَاْلمُوْء مِنَاتُ بَعْضَهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعضِ
Tingkah nashab :وَعَدَ اللهُ اْلمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّا تِ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ
Tingkah jar : لِيُعَذِّبَ اللُه اْلمُنَا فِقِيْنَ وَاْلمُنَا فِقَاتِ وَاْلمُشْرِ كِيْنَ وَاْلمُشْرِ كَاتِ وَيَتُوْبَ اللهُ عَلَىِ اْلمُؤْ مِنِيْنَ وَاْلمُؤْ مِنَاتِ
Contoh dalam Hadits :
Tingkah rofa’ : اِنَّ الدِّ يْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَدًّ الدِّيْنَ....(رواه البخا رى)
Tingkah nashob :عن ابى هريرة) ثَلاَثٌ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ (رواه العقيلى
Tingkah jar : اْلجَنَّةُ تَحْتَ اَقْدَامِ اْلاُمَّهَاتِ
Jama’ Muanas Salim terlaku (qiyasi) di dalam lima perkara.
1).lafadz yg memiliki ta’
Hal ini ada yg berupa
a) Alam(nama) yg muanats
seperti lafad: فاطمة di jama’kan فاطمات
b) Alam yg tidak muanats
Seperti lafad: طلحة di jama’kan طلحات
c) Berupa sifat
Seperti lafadz: مسلمة di jama’kan مسلمات
2.) Lafadz yg ada alif ta’nis nya
Hal ini ada dua macam yaitu:
a.) Alif maqshuroh. Seperti lafadz: دكرى di jama’kan دكريات
b.) lif mahmudah. Seperti lafadz: صخراء di jama’kan صحراءات
3.) Nama mu’anats yg tidak ada tandanya
Seperti lafadz: زينب di jama’kan زينبات
4.) Tashghir nya lafadz yg tidak berakal
Seperti lafadz: درهم di tashghir دريهمdi jama’kan دريهمات
5.) Sifatnya lafadz mudzakar yg tidak berakal
Seperti lafadz: ايام معدودات ( hari –hari yang terhitung)
Alif dan ta’ hukumnya sima’i
Seperti lafadz dibawah ini:
سماء di jama’kan سموات
أرض di jama’kan أرضات
Latihan Soal
1. Isim Tasniyah
حَضَرَ اْلمُسْلِمُ
رَاَيْتُ اْلمُسْلِمَ
مَرَرْتُ بِا اْلمُسْلِمِ
1. Buatlah lafadz yang bergaris bawah diatas menjadi Isim Tasniyah !
قَالَ الطَّلِبُ لاِاُسْتَاذِهِ
2. Buatlah lafadz yang bergaris bawah diatas menjadi Tasniyah !
2. Jama’ Mudzakar Salim
قَامَ اْلمُسْلِمُ
رَاَيْتُ اْلمُسْلِمَ
مَرَرْتُ بِااْلمُسْلِمِ
1. Buatlah lafadz yang bergaris bawah diatas menjadi Jama’ Mudzakar Salim !
نَصَرَ ااْلطَّلِبُ لاِاُسْتَاذِهِ
نَصَرَ ااْللفَتَى لاِاُسْتَاذِهِ
2. Buatlah lafadz yang bergaris bawah diatas menjadi bentuk Jama’ !
3. Jama’ Muannas Salim
قَتَلَ اَلْمُسْلِمُ
قَبِلْتُ اَلْمُسْلِمُ
مَرَرْتُ بِااْلمُسْلِمِ
1. Buatlah lafadz yang bergaris bawah diatas menajdi Jama’ Muannas Salim !
قَتَلَ اَلطَّلِبُ لاِاُسْتَادِهِ
جَاءَ الْفَتَى اْلمَسْجِدَا
2. Buatlah lafadz yang bergaris bawah diatas menjadi bentuk Jama’
Kesimpulan
1.) Isim tasniyah adalah: isim yang meunjukan arti dua.ketika keadaan rafa’ di tandai dengan alif dan nun dan ketikakeadaan nasob dan jar di tandai dengan ya’ dan nun.
2.) Jama’ mudzakar salim adalah: suatu kalimah isim yg menunjukan arti laki laki banyak. Ketika keadaan rafa’ di tandai dengan wawu,nun dan ketika keadaan nasob dan jar di andai dengan ya’ dan nun.
3.) Jama’ muanassalim adalah:suatu isim yang menunjukan arti perempuan banyak. Yang akhirnya berupa alif dan ta’. ketika keadaan rafa’ di tandai dengan dhomah dan ketika keadaan nasab dan jar di tandai dengan kasroh.
BAB III
PENUTUP
Sekian susunan makalah ini tentang Jama’ Muannas Salim, Jama’ Mudzakar Salaim dan Isim Tatsniyah. Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan materi dan contoh dalam makalah ini.
اخرالكلم والله الموفق الااعقومقطرق والسلام عليكم ورخمة الله وبر كتة
Daftar Pustaka
• M. Munawwir Ridlwan/Nahwu Idola Pengantar Memahami nadzom Alfiyyah Ibnu Malik/2016
• Kitab Al-Imrithi
• Syarah Mukhtaarul Ahaadiits
• Jami’u Durus Al Araby
Tidak ada komentar:
Posting Komentar