KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas
kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-NYA kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab, yang diberikan oleh
Miftahus Surur, S.Pd.I.,M.Pd., selaku dosen pengampu. Pembuatan makalah bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab dengan
judul makalah “ Komponen-komponen Kurikulum”
Adapun sumber dalam pembuatan makalah
ini, didapatkan dari buku yang membahas tentang wawasan kurikulum, kami sebagai
penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak
dapat bertemu langsung dan kepada orang tua kami langsung yang selalu mendukung
dan mendoakan kami sehingga diberilah kemudahan oleh Allah SWT dalam proses
pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan masing-masing, termasuk kami mungkin dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesar- besarnya. Kami berharap ada kritik dan saran dari pembaca sekalian agar menjadikan motivasi bagi kami untuk lebih baik lagi kedepanya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Salatiga, 20 Agustus 2020
Penulis
DAFTAR
ISI
C. Komponen-komponen Kurikulum.................................................................... 2
3.
Komponen metode atau proses belajar mengajar............................................. 3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum tidak lebih sekedar rencana
pelajaran, kurikulum disini dianggap sebagai suatu yang nyata terjadi dalam
proses pendidikan di sekolah.pandangan ini bertolak dari suatu yang bersifat
faktual sebagai suatu proses. Dalam pendidikan kegiatan ini yang dilakukan anak
dapat memberi pengalaman belajar, antara lain mulai dari mempelajari sejumlah
mata pelajaran berkebun, olahraga, pramuka, bahkan pergaulan mahasiswa maupun
guru dan petugas sekolah dapat memberi pengalaman belajar yang bermanfaat.
Semua pengalaman belajar yang diperoleh dari sekolah itulah dipandang sebagai
kurikulum.
Atas dasar ini, inti kurikulum
sebenarnya adalah pengalaman belajar, pengalaman belajar itu banyak kaitannyaa
dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi social di lingkungan sekolah,
proses kerjasama dalam kelompok, bahkan interaksi denagn lingkungan fisik,
seperti gedung sekolahan, tata ruang sekolah, siswa memperoleh berbagai
pengalaman. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata mata
pelajaran , tetapi yang terpenting adalah pengalaman kehidupan. Semua itu di
cakup dalam pengertian kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian dari kurikulum?
2.
Bagaimana perubahan kurikulum?
3.
Bagaimana komponen-komponen
kurikulum setiap jenisnya?
C. Tujuan
1.
Agar mengetahui pengertian
dari kurikulum.
2. Agar lebih faham bagaimana perubahan kurikulum.
3. Mengetahui macam jenis dari komponen-komponen kurikulum ,serta mengtahui pengertian dari setiap jenisnya.
BAB II
A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir
(pelari) dan curere (tempat
berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Pada saat itu
kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuholeh seorang pelari mulai
dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Pengertian
tersebut digunakan dalam dunia pendidikan dalam sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk
memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
Berdasarkan pengertian di atas, dalam
kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu (1) adanya mata pelajaran yang harus
di tempuh oleh siswa, dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.
Istilah kurikulum pada dasarnya tidak hanya terbatas pada sejumlah mata
pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experience) yang dialami siswa dan mempengaruhi
perkembangan pribadinya. Harrold B. Al-berty memandang kurikulum sebagai semua
kegiatan yang diberikankepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah.
B.
Perubahan Kurikulum
Perubahan kurukulum pada dasarnya memang
dibutuhkan manakala kurikulum yang berlaku (current
curriculum) dipandang sudah tidak efektif dan tidak relavan lagi bagi
tuntutan dan perkembangan zaman dan setiap perubahan akan mengandung resiko dan
konsekuensi tertentu. Perubahan kurikulum yang berskala nasional memang kerap
kali mengundang sejumlah pertanyaan dan perdebatan, mengingat dampaknya yang
sangat luas serta mengundang resiko yang sangat besar, apalagi kalau perubahan
itu dilakukan secara tiba-tiba dan dalam waktu singkat serta tanpa dasar yang
sangat jelas. Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian pada komponen
tertentu saja, tetapi dapat juga bersifat menyeluruh yang menyangkut semua
komponen kurikulum. Perubahan kurikulum menyangkut berbagai factor, baik
orang-orang yang terlibat dalam pendidikan maupun factor-faktor lain yang
berpengaruh dalam jalannya proses pendidikan.1
C. Komponen-komponen Kurikulum
1 Sarkadi,
Tahapan Penilaian Pembelajaran
Berdasarkan Kurikulum 2013 ( Surabaya: Jakad Media Publishing, 2019), hlm.
9-12
Setiap kurikulum mempunyai
komponen-komponen, dan setiap komponen kurikulum merupakan suatu kesatuan yang
mempunyai hubungan dan pengaruh timbal balik antara yang satu dengan yang
lainnya. Macam-macam komponen kurikulum yaitu:
Komponen Tujuan,
yaitu arah atau sasaran yang
hendak dituju oleh proses penyelenggaraan pendidikan. Dalam setiap kegiatan
sepatutnya mempunyai tujuan, karena tujuan menuntun kepada apa yang hendak
dicapai atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari suatu kegiatan. Hal tersebut biasanya tercantum didalam rencana pembelajaran, yakni
pada bagian tujuan instruksional khusus dan umum. Dengan mempunyai gambaran
yang jelas tentang hasil yang hendak
dicapai itu, dapatlah diupayakan berbagai kegiatan tau perangkat untuk mencapainya.
Isi kurikulum, yaitu pengalaman belajar yang diperoleh siswa
dari sekolah. Dalam hal ini siswa melakukan berbagai kegiatan dalam rangka
memperoleh pengalaman belajar tersebut. Pengalaman-pengalaman ini dirancang dan
diorganisir sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh siswa sesuai dengan
tujuan.
Ada beberapa kendala yang sering
menyebabkan kegagalan dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah, yakni guru-guru
dalam proses belajar mengajar hanya menyampaikan materi yang bersifat fakta,
tidak bersifat principal. Misalnya dalam pelajaran matematika, siswa hanya
belajar tentang langkah-langkah memecahkan soal, tidak diberikan prinsip umum
yang berlaku bagi sesuatu bahan, sehingga dengan menguasai prinsip itu dapat
dipecahkan berbagai persoalan. Dengan perkataan lain, satu prinsip dapat
memecahkan berbagai persoalan.
Memang tidak mudah untuk menentukan
mana yang prinsip, mana yang ersifat fakta. Untuk itu dalam menentukan bidang
atau mata pelajaran tertentu. Dengan keahlian seseorang dalam sesuatu bidang
atau mata pelajaran tertentu dengan keahlian itulah dapat dikaji struktur bahan
yang menjadi isi kurikulum. Dalam hal ini tentunya diperlukan seorang guru yang
berkompetensi.
3.
Komponen metode atau proses
belajar mengajar
Metode
atau proses belajar mengajar, yaitu bagaimana cara
siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai untuk mencapai tujuan
sedangkan proses itu sendiri bertalian dengan bagaimana pengalaman belajaratau
isi kurikulum diorganisasi. Setiap bentuk
organisasi
yang digunakan membawa dampak terhadap proses memeperoleh pengalaman yang
dilaksanakan. Untuk itu perlu ada kriteria pada organisasi kurikulum yang efektif.
Kriteria dalam
merumuskan organisasi kurukulum yang efektif menurut Tyler adalah
a. Berkesinambungan (continuity)
b. Berurutan (sequence)
c. Keterpaduan (integration)
Berkesinambungan, yaitu adanya
pengulangan kembaliundur-unsur utama kurikulum secara fartical. Sebagai contoh,
jika dalam pelajaran IPS pengembangan keterampilan membaca dipandang sebagai
sesuatu yang sangat penting, maka latihan membaca perlu dilakukan secara terus
menerus atau berkesinambungan. Dengan keterampilan siswa dengan membaca dapat
berkembang pelajaran lain efektif melalui pelajaran di sekolah.
a.
Berurutan,
yaitu isi kurikulum diorganisasi dengan cara mengurutkan bahan pelajaran sesuai
denagn tingkat kedalamanatau keluasan yang dimiliki. Sebagai contih
keterampilan membaca yang dikembangakan pada kelas pertama dapat berisi bahan
yang sederhana, namun pada tingkat berikutnya makin kompleks.
b.
Keterpaduan,
yaitu adanya penggabungan yang menunjukkan kepada hubungan horizontal
pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, sehingga dapat membantu siswa
memperoleh pengalaman itu dalam suatu kesatuan. Sebagai contih dalam
mengembangkan keterampilan membaca (dalam pelajaran bahasa Indonesia) perlu
dipertimbangakan pula bagaimana agar keterampilan itu dapat dikembangkan secara
efektif pada pelajaran lain. Dengan demikian keterampilan yang
diperoleh sebagai pengalaman belajar tidak berdiri sendiri, melainkan dapat
diterapkan dalam berbagai bidang.
Evaluasi kurukulum harus dilakukan
secara terus menerus. Untuk itu, terlebih dahulu perlu diterapkan secara jelas
apa yang akan dievaluasi, dengan menggunakan acuan dan kriteria yang jelas
pula. Sehubungan dengan itu, perlu ditetapkan dua sasaran utama dalam
mengevaluasi, yaitu:
a.
Evaluasi terhadap hasil
(produk) kurikulum.
b.
Evaluasi terhadap proses kurikulum.
Evaluasi produk menilai sampai sejauh
mana keberhasilan kurikulum dalam mengantar siswa kearah tujuan. Dengan
perkataan lain penilaian terhadap pencapaian tujuan. Sedangkan
evaluasi proses menilai apakah proses itu berjalan secara optimal, sehingga memungkinkan tercapai tujuan. Kedua macam evaluasi ini sangat penting dalam rangka melakukan peninjauan kembali (revisi) terhadap pelaksanan kurikulum, sehhingga mencapai hasil yang optimal.2
2 Ali Sudin, Kurikulum dan Pelajaran, Bandung, UPI Press, 2014, hlm. 12-15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum
terkandung dua hal pokok, yaitu (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh siswa, dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Istilah kurikulum pada dasarnya tidak hanya terbatas pada sejumlah mata
pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experience) yang dialami siswa dan mempengaruhi
perkembangan pribadinya.
Setiap kurikulum mempunyai
komponen-komponen, dan setiap komponen kurikulum merupakan suatu kesatuan yang
mempunyai hubungan dan pengaruh timbal balik antara yang satu dengan yang
lainnya. Macam-macam komponen kurikulum yaitu: komponen tujuan, isi kurikukum,
komponen metode atau proses belajar mengajar, dan evalusi kurukulum.
B.
Saran
Penulisan makalah ini bertujuan agar
para pembaca dapat mengetahui pengetahuan tentang pengertian kurikulum,
perubahan kurikulum, dan komponen-komponen kurukulum. Harapan dari penulis
adalah agar pembaca dapat memahami dengan baik. Jika dari kami masih banyak
kekurangan dalam penulisan mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Sarkadi, 2013, Tahapan Penilaian Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum,
Surabaya: Jakad Media Publishing.
Sudin, Ali. 2014,
Kurukulum dan Pelajaran, Bandung: UPI Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar